Advertisement

7 Hari Belum Ditemukan, Operasi Pencarian Nelayan di Pantai Congot Dihentikan

Ujang Hasanudin
Jum'at, 10 Januari 2025 - 17:47 WIB
Ujang Hasanudin
7 Hari Belum Ditemukan, Operasi Pencarian Nelayan di Pantai Congot Dihentikan Koordinasi SAR gabungan dengan pihak keluarga dan pihak terkait soal belum ditemukannya nelayan yang hilang di Pantai Congot Kulonprogo, Jumat (10/1/2025). - Ist/dok.Basarnas Yogyakarta

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO–Tim gabungan Badan SAR Nasional secara resmi menghentikan operasi pencarian nelayan yang hilang tersapu ombak di Pantai Congot, Temon, Kulonprogo, sejak tujuh hari proses pencarian dilakukan.

Sebelumnya perahu nelayan terbalik saat akan mendarat di Pantai Congot pada Sabtu (4//1/2025) lalu. Kecelakaan laut tersebut menyebabkan satu korban atas nama Mareta Ryan Afandi, 27, ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia, sementara satu korban lainnya atas nama Aan Anugrah Budi Setya, 28, dinyatakan hilang dan sampai hari ketujuh ini masih belum ditemukan.

Advertisement

"Sesuai peraturan UU No 29 tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan ( SAR) operasi SAR dilaksanakan selama 7 hari dan apabila selama 7 hari pencarian korban belum ditemukan operasi SAR akan ditutup secara resmi ditutup," kata Koordinator Pos Basarnas Kulonprogo, Seto Satrio dalam keteranganyya, Jumat (10/1/2025).

Seto mengatakan proses penutupan Operasi SAR diawali dengan evaluasi tim SAR Gabungan, koordinasi dengan pihak keluarga korban serta Perangkat Kewilayahan setempat.

Meski operasi pencarian secra resmi ditutup, namun Seto menyatakan pihaknya tetap akan berkordinasi dengan semua unsur potensi SAR masyarakat sekitar lokasi kejadian. "Apabila dikemudian hari muncul tanda-tanda korban maka operasi SAR dapat dibuka kembali," ujarnya.

Operasi pencarian korban di hari ketujuh ini dilakukan melibatkan tiga SRU (Search and Rescue Unit). SRU 1 Melaksanakan Pencarian Visual darat dengan penyisiran dari lokasi kejadian musibah (LKM) ke arah timur sejauh 4,5 kilometer.

SRU 2 melaksanakan pencarian visual darat dengan penyisiran di sekitar Muara Bogowonto ke arah utara sejauh 1,5 kilometer; dan SRU 3 melaksanakan pencarian visual darat dengan penyisiran di sekitar Muara Pantai Glagah ke arah utara sejauh 1,5 kilometer. Namun hingga Pukul 15.00 WIB pencarian korban masih nihil.

"Sampai Pukul 15.00 WIB Tim SAR gabungan melaksanakan evaluasi operasi SAR yang dihadiri oleh pihak keluarga dengan memberikan penjelasan bahwa Operasi SAR telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yaitu selama 7 hari dan selanjutnya operasi SAR akan dihentikan namun apabila dikemudian hari ditemukan tanda-tanda korban maka operasi SAR akan dibuka kembali," ujar Seto.

Kecelakaan laut ini terjadi pada Sabtu (4/1/2025) yang menyebabkan seorang nelayan meninggal dunia dan satu orang lainnya hilang. Seto menjelaskan kecelakaan laut ini bermula saat Aan Anugrah Budi Setya, 28, dan Mareta Ryan Afandi, 27, hendak berlabuh setelah melaut. Keduanya merupakan warga Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon yang berangkat melaut pada Sabtu pagi tadi.

BACA JUGA: Dihantam Gelombang, Seorang Nelayan Kulonprogo Meninggal, Satu Lagi Hilang

Dua nelayan ini berangkat melaut pada pukul 05.30 WIB. Kapal yang digunakan dua nelayan ini saat itu adalah Gerbang Segoro 01.

Seto menyebut dua nelayan ini menangkap ikan dengan cara menyaringnya. Setelah selesai menjaring, memutuskan untuk pulang. Sekitar pukul 10.00 WIB, jelas Seto, kedua nelayan tersebut memutuskan untuk mendarat ke tepi Pantai Congot.

“Saat sampai di tepi pantai, kapal yang digunakan terhantam ombak besar dari belakang yang mengakibatkan kapal terbalik sehingga para korban terjatuh ke laut,” jelasnya.

Setelah tercebur ke laut itu, lanjut Seto, warga sekitar mengetahuinya. “Tim gabungan langsung melakukan evakuasi, korban atas nama Mareta dapat ditemukan,” terangnya.

Saat nelayan berusia 27 tahun itu ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia, lanjut Seto, hal itu diketahui dari keterangan medis setelah korban diperiksa di RS Rizki Amalia. “Dokter menerangkan bahwa korban saudara Mareta Riyan Afandi pada saat dibawa ke RS Riski Amalia dalam keadaan sudah meninggal dunia,” paparnya.

Sementara korban lainnya yaitu Aan hingga Minggu (5/1/2025) ini masih dalam proses pencarian. Seto mengatakan pencarian korban dimaksimalkan melalui penyirisan di jalur darat. "Karena ombak tinggi, pencarian di laut menggunakan kapal jukung tidak bisa," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sidang di MK, Mendes PDT Bantah Bantu Menangkan Istri di Pilkada Serang

News
| Jum'at, 10 Januari 2025, 16:37 WIB

Advertisement

alt

Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul

Wisata
| Kamis, 02 Januari 2025, 15:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement