Advertisement
Teras Malioboro: Arsitektur Ketandan Dipuji, Beskalan Kurang Papan Nama
Advertisement
JOGJA—Para pedagang Teras Malioboro 2 telah pindah ke Teras Malioboro Ketandan dan Beskalan pekan ini. Sejumlah pengunjung juga sudah masuk ke Teras Malioboro Ketandan, sedangkan di Beskalan masih sepi.
Terik sinar Matahari menyengat di kawasan Malioboro, Kamis (16/1/2025) siang. Di Teras Malioboro Beskalan, sejumlah pedagang mencari lapak mereka, petugas Satpol PP menjaga lokasi tersebut, petugas informasi standby di meja siap menjawab pertanyaan dari siapa pun yang datang.
Di Teras Malioboro Beskalan, belum ada satu pun lapak pedagang yang sudah dibuka. Tidak terlihat pula adanya barang dagangan yang sudah dimuat di lapak-lapak tersebut atau pedagang yang menata dagangan. Di tiga lantai dari bangunan ini belum ada aktivitas perdagangan. Pengunjung pun belum terlihat di loksai ini.
Advertisement
Untuk mencapai teras Malioboro Beskalan, pengunjung perlu masuk lewat pintu depan Teras Malioboro 1, di seberang Pasar Beringharjo, sisi barat Jalan Malioboro. Sebelum bisa masuk ke Teras Malioboro Beskalan, pengunjung harus masuk di gedung Teras Malioboro 1 terlebih dahulu, kemudian keluar di sisi kanan gedung, menembus area kuliner Teras Malioboro 1, baru kemudian sampai di lokasi Teras Malioboro Beskalan.
Ketika pertama masuk lokasi tersebut, pengunjung akan disuguhi public space dengan panggung dan layar monitor di sisi barat, tempat duduk berundak di tengah, bangunan tiga lantai di sisi utara dan timur. Sayangnya, untuk sampai pada lokasi Teras Malioboro Beskalan, tidak ada petunjuk sama sekali.
Di halaman maupun gedung Teras Malioboro 1, tidak ada papan petunjuk yang mengarahkan pengunjung menuju Teras Malioboro 1. Area di sisi kanan Gedung Teras Malioboro 1 pun dipenuhi dengan lapak kuliner dan ada pembatas dinding, sehingga lokasi Teras Malioboro Beskalan tidak terlihat.
Salah satu pengunjung Teras Malioboro 1, Raihan, mengaku tidak tahu di sebelah utara Gedung Teras Malioboro 1 terdapat Teras Malioboro Beskalan. “Enggak tahu. Tahunya cuma ini [Teras Malioboro 1],” ungkapnya.
Wisatawan dari Sulawesi ini masuk ke Teras Malioboro 1 untuk membeli sejumlah baju. Ia keluar dari Teras Malioboro 1 lewat sisi utara gedung. Namun ia tidak menyadari masih ada Teras Malioboro Beskalan di sebelah utaranya lagi. “Di samping itu tahunya area kuliner saja,” katanya.
Ia juga mengaku belum tahu ada Teras Malioboro Ketandan. Raihan mengetahui Teras Malioboro 1 karena lewat dan terlihat dari pedestrian jalan Malioboro. “Di dalamnya barang-barang sudah lengkap, tapi ada beberapa pedagang yang tutup sayangnya,” jelasnya.
BACA JUGA: YIA Berpeluang Jadi Embarkasi Haji pada 2026, Kemenag DIY Sebut Butuh Persiapan
Sudah Buka
Suasana berbeda terlihat di Teras Malioboro Ketandan. Di sini beberapa pedagang sudah membuka lapak dan pengunjung juga sudah banyak yang berdatangan. Pedagang kebanyakan masih mendapat tempat di lantai pertama.
Di lantai pertama sisi selatan Teras Malioboro Ketandan, lapak yang dibuka sudah sekitar 50%. Di lantai kedua baru dua lapak yang sudah dibuka. Adapun lantai ketiga terlihat masih kosong, belum ada barang sama sekali. Pada area kuliner di gedung sisi utara, baru satu pedagang yang sudah berjualan.
Selain masih banyak yang tutup, Teras Malioboro Ketandan terutama di bagian sudut-sudut gedung dan lantai atas masih berdebu. Ketika angin bertiup, masih sangat terasa debu yang berterbangan di udara. Sejumlah peralatan bangunan juga masih berserakan di beberapa sisi, seperti kaleng cat, bor, scaffolding dan sebagainya.
Karena belum banyak lapak yang dibuka, pengunjung pun sebagian besar masih melihat-lihat, berfoto, duduk-duduk di public space dan salat di masjid. Beberapa pengunjung masuk dan keluar tanpa membeli apa pun.
Salah satu pengunjung, Dito, masuk ke Teras Malioboro Ketandan untuk bermain saja. Ia mengetahui informasi soal Teras Malioboro Ketandan dari media sosial. Jika dibandingkan dengan Teras Malioboro 2 sebelumnya, lokasi ini lebih tidak terlihat. “Kurang terlihat, cuma kelihatan dari banner-nya di depan,” katanya.
Meski demikian, menurutnya bangunan Teras Malioboro Ketandan lebih bagus ketimbang Teras Malioboro 2. “Lebih bagus di sini, lebih bersih dan estetik. Lebih nyaman juga untuk pengunjung,” ungkapnya.
Pengunjung lainnya, Ibnu, menuturkan bangunan Teras Malioboro Ketandan ini unik, karena menggunakan arsitektur Tionghoa. “Aku melihatnya dari arsitekturnya oke banget. Bisa nge-blend dengan konteks daerah Pecinan di Ketandan. Jadi daya tariknya untuk wisatawan etnis Tionghoa,” kata dia.
Ia juga melihat layout Teras Malioboro Ketandan cukup bagus. Dengan public space di tengah, lokasi ini bisa menjadi Ruang Terbuka Hijau. “Areanya luas, jalannya luas. Jadi enak untuk nongkrong-nongkrong juga,” ungkapnya.
Namun khusus untuk penataan lapak kuliner, ia menyayangkan lapak yang tidak diberi jarak. Dengan lapak yang tertutup kaca, tidak adanya jarak antarlapak menyulitkan aktivitas transaksi. “Kalau lapaknya pas di tengah agak kesulitan pas mau membayar ke pedagang, karena dari atas juga tertutup kaca,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puluhan Siswa di Sukoharjo Keracunan Menu MBG, Badan Gizi Nasional Ganti Menu
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Bandara dari Stasiun Tugu Jogja ke YIA, Kamis 16 Januari 2025
- Jadwal KA Prameks Hari Ini 16 Januari 2025, dari Stasiun Tugu ke Kutoarjo
- BMKG Prediksi Cuaca DIY Cerah Sepanjang Hari pada Kamis 16 Januari 2025
- Jadwal SIM Keliling di Bantul Hari Ini 16 Januari 2026, Tersedia di Wukirsari dan Kompleks Pemkab
- Jadwal KRL Jogja Solo Keberangkatan Hari Ini 16 Januari 2025, dari Stasiun Tugu hingga Maguwo
Advertisement
Advertisement