Advertisement
PMK Merebak, Harga Daging di Bantul Sapi Normal

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Kondisi harga daging sapi di pasar masih normal meskipun pedagang daging sapi yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Daging Sapi Segoroyoso (PPDS) menurunkan harga jual daging dari sapi yang mengalami gejala penyakit mulut dan kuku (PMK).
Ketua Paguyuban Pedagang Daging Sapi Segoroyoso (PPDS) Rejo Mulyo menuturkan paguyubannya menurunkan harga jual daging sapi dari sapi yang mengalami gejala PMK. Apabila harga normal daging sapi Rp120.000 per kilogram, daging yang sapinya kena PMK turun menjadi Rp80.000 per kilogram.
Advertisement
“Tetapi di pasar ya enggak mesti [turun harga daging sapi]. Ke konsumen tetap mahal, di pasar mungkin tetap Rp135.000 per kilogram,” katanya, Jumat (17/1/2025). Penurunan harga daging sapi terjadi lantaran ada puluhan peternak memilih sapi yang mengalami gejala PMK disembelih.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul Fenty Yusdayati menuturkan tidak ada penurunan harga daging sapi di pasar selama sepekan terakhir. Harganya masih standar, sekitar Rp135.000 per kilogram untuk daging sapi kualitas satu.
Menurut Rejo, saat ini sebagian besar pedagang sapi memilih menyembelih sapi yang mengalami gejala PMK terlebih dahulu. Meski begitu, ada pula beberapa pedagang sapi yang memilih tetap memotong sapi sehat lantaran telah ada permintaan daging dari pasar yang harus dipenuhi.
Saat ini menurut Rejo, pedagang sapi Segoroyoso mampu memasok daging sapi sekitar 100 kuintal per malam. Daging sapi tersebut dipasok ke Bantul, Kota Jogja, Gunungkidul dan Klaten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Cegah Dokter PPDS Melakukan Kekerasan Seksual, Ini yang Dilakukan RSA UGM
- Polemik Bau Kandang, Warga Blokade Akses Rumah Peternak Babi di Bantul
- Pemkab Raih Opini WTP ke-10 Secara Beruntun, Begini Harapan Bupati Gunungkidul
- Ini Cara Pemkot Jogja Turunkan Prevalensi Stunting, Tahun Ini Targetkan di Bawah 12 Persen
- IPM di Kota Jogja Tertinggi Nasional, Penurunan Ketimpangan Pendapatan Jadi Tantangan
Advertisement