Advertisement
76 Kasus Kematian Bayi di Sleman Sepanjang 2024, Ini Penyebabnya
Bayi / Ilustrasi Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mencatat angka kematian bayi (AKB) sepanjang 2024 berada di poin 6,44 atau ada 76 kasus kematian bayi dengan kelahiran hidup sebanyak 11.801 bayi. Apabila membandingkan AKB pada 2023 sebanyak 68 kasus, maka ada kenaikan delapan kasus kematian.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sleman, Esti Kurniasih mengatakan setidaknya ada sepuluh penyebab kematian bayi pada 2024 di Bumi Sembada.
Advertisement
Sepuluh tersebut antara lain Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan Prematuritas dengan jumlah 22 kasus, Asfiksia dengan sembilan kasus, Infeksi dengan tujuh kasus, Kelainan Kongenital dengan sepuluh kasus, Kelainan Cardiovaskulan dan Respiratori dengan tiga kasus, dan Kondisi Perinatal dengan satu kasus.
Pneumonia juga menjadi salah satu penyebab kematian bayi dengan dua kasus tercatat, lalu Diare dengan tiga kasus, Kelainan Kongenital Jantung dengan tujuh kasus, dan Kelainan Kongenital Lainnya dengan empat kasus.
Dari penyebab-penyebab tersebut, BBLR dan Prematuritas menempati posisi pertama dengan persentase 28,95%, lalu disusul Kelainan Kongenital dengan 13,16%, dan Asfiksia dengan 11,84%.
Secara umum, Esti menyarankan agar ibu hamil dapat melaksanakan gerakan 12T guna menghindarkan kematian bayi, termasuk kematian ibu.
Gerakan tersebut meliputi penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, pengukuran lengan atas, pemeriksaan tinggi fundus eteri, menentukan presentasi janin dan detak jantung janin, kemudian skrining status imunisasi Tetanus Toxoid.
“Ibu hamil perlu juga mengonsumsi tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil. Sisanya ya ada tes laboratorium hemoglobin, protein urin, tripel eliminasi; terus tata laksana kasus temu wicara; USG terbatas; dan skrining kesehatan jiwa,” kata Esti dihubungi, Minggu (2/1/2025).
Kepala Dinkes Sleman, Cahya Purnama mengatakan upaya pencegahan kematian bayi berjalan beriringan dengan pecegahan kematian ibu. Upaya tersebut Dinkes lakukan melalui program Tolong Tangani dan Fasilitasi Ibu Hamil dan Balita dari Risiko Tinggi atau Totalitas Besti.
BACA JUGA : IDI Cianjur Lakukan Penyuluhan Kesehatan untuk Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi
“Dua contoh upaya yang terus kami lakukan adalah meningkatkan capaian standar pelayanan minimal untuk ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi baru lahir juga balita. Dinkes juga memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal,” kata Cahya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




