Advertisement
Dinkes DIY Lakukan Investigasi Kasus Keracunan Massal di Sleman

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY tengah melakukan investigasi epidemiologi terhadap kasus keracunan massal yang terjadi di Krasakan, Lumbungrejo, Tempel. Selain di Tempel, kasus serupa juga terjadi di Tlogoadi, Mlati.
Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie menyatakan, evaluasi menyeluruh sedang dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab utama insiden ini. "Upaya dari kami pertama dilakukan evaluasi atau pemeriksaan epidemiologi. Kami ingin mengetahui penyebab pasti mengapa terjadi keracunan makanan. Apakah masalahnya ada pada sanitasi yang buruk atau memang makanan dibuat tanpa memenuhi standar yang ada," ujar Pembajun, Senin (10/2/2025).
Advertisement
BACA JUGA: Selain di Tempel, Dugaan Keracunan Massal Terjadi di Mlati, Santap Siomay Usai Pertemuan
Berdasarkan analisis awal, makanan yang dikonsumsi korban memiliki rentang waktu sekitar enam jam sejak proses memasak hingga penyajian. Hal ini membuka kemungkinan adanya faktor kebersihan yang kurang terjaga.
"Bisa jadi makanan dimasak terlalu pagi, atau sanitasi saat pengolahan kurang terkontrol. Apakah katering yang menyajikan makanan ini memiliki sertifikat layak sanitasi? Apakah penjamah makanan menjaga kebersihan saat mengolahnya?" tambahnya.
Pembajun menegaskan bahwa katering yang melayani hajatan sebaiknya memiliki sertifikat higienitas dan sanitasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan aman dikonsumsi.
"Jika katering sudah memiliki sertifikasi, mereka akan memahami standar keamanan pangan, termasuk kapan harus memasak dan menyajikan makanan agar tetap dalam kondisi baik," jelasnya.
Selain itu, aspek lain yang turut diperiksa adalah kondisi ruang pengolahan makanan, pencahayaan, kebersihan lingkungan, serta alat dan transportasi yang digunakan untuk mengangkut makanan.
"Sarana transportasi juga penting. Makanan harus diangkut menggunakan kendaraan yang tertutup dan higienis. Selain itu, bahan mentah dan makanan jadi harus dipisahkan, bahkan harus keluar dari pintu yang berbeda untuk menghindari kontaminasi," tambah Pembajun.
Sampai Senin (10/2/2025) pukul 13.13 WIB, total korban keracunan mencapai 160 orang, dengan 39 pasien masih menjalani perawatan inap, 14 dalam observasi, dan 107 telah mendapatkan rawat jalan. Sebagian besar korban dirawat tersebar di sejumlah fasilitas kesehatan yang ada di DIY dan Magelang.
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes DIY menekankan pentingnya standar kebersihan bagi penyedia katering, termasuk penggunaan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan bagi penjamah makanan.
"Siapa yang bisa menjamin bahwa penjamah makanan tidak membawa penyakit seperti TBC? Pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk menghindari risiko ini," kata Pembajun.
Dinkes DIY mengimbau masyarakat dan penyedia jasa boga untuk lebih memperhatikan aspek higienitas dan sanitasi guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ramadan, The Phoenix Hotel, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto Siapkan Menu Spesial
Advertisement
Berita Populer
- Tergenang Air, Beberapa Pompa Dikerahkan untuk Kuras Underpass Kentungan
- Kementerian Hukum DIY Dorong Potensi Desa Wisata Krebet sebagai Kawasan Karya Cipta
- Pemkab Gunungkidul Anggarkan Rp1 Miliar untuk Penataan Alun-Alun Wonosari
- BPBD Bantul Waspadai Longsor dan Banjir di Masa Pancaroba
- Adanya Pelarangan Study Tour, DIY Pilih Kuatkan Wisata Pendidikan
Advertisement
Advertisement