Advertisement
Menebar Kebaikan dari Sebungkus Nasi, Ini Sosok Pencetus Nasi Gratis Jogja

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dari sebungkus nasi, rasa kemanusiaan lahir dan berlipat ganda. Nasi Gratis Jogja muncul dengan konsep baru, untuk mempertemukan pemberi dan penerima makanan di ruang yang permanen.
Ilham Prihatin dan Fajar Dwi Kurniawan sama-sama sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan-Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMK-SMTI) Jogja. Meski satu angkatan, serta murid seringkali dirolling, namun mereka belum pernah sekelas hingga lulus tahun 2006. Mereka kemudian berkegiatan masing-masing, termasuk dalam aspek kesosialan dan kesukarelawanan.
Advertisement
Ilham sibuk dengan karang taruna di desanya, Srimulyo, Bantul. Sementara Fajar sibuk dengan kegiatan sosial di Abu Dhabi. Barulah memasuki 2018, keduanya terhubung kembali. Mereka sama-sama memiliki niat membuat program kesukarelawanan bersama.
Ilham dan Fajar mencari model terbaik untuk mencoba berkontribusi pada masyarakat. Pembahasan yang intens berlangsung pada November 2019. "Setelah berunding muncul ide Nasi Gratis Jogja, yang lahir pada 1 Desember 2019. Kami melayani dan mengabdi untuk masyarakat umum, masyarakat umum ya, di Jogja maupun Indonesia," kata Ilham, saat ditemui di rumahnya, Srimulyo, Bantul, Senin (10/2/2025).
BACA JUGA : Menu Hari Pertama MBG di Kapanewon Sleman: Nasi Telur, Ayam, Sayur Wortel, dan Susu
Ilham dan Fajar membuat gerobak untuk diletakkan di Jalan Wonosari, di depan toko mainan TrigunCorp, milik Ilham. Setiap harinya, akan ada makanan yang mereka taruh. Semua orang bebas mengambil, semua kalangan.
Pemilihan donasi nasi gratis lantaran Ilham dan Fajar menganggap 'pagar mangkuk lebih kuat daripada pagar tembok'. Maksudnya, saat seseorang berbagi makanan, prosesnya akan mudah terima. "Akan mempererat tali silaturahmi, bahkan dengan masyarakat yang belum dikenal. Makanan juga salah satu sumber kehidupan, kebutuhan primer," katanya.
Tak Ada yang Ambil
Ilham menyebut Nasi Gratis Jogja (NGJ) sebagai komunitas filantropi sosiopreneurship. Dalam praktiknya, mereka membeli makanan dari warung-warung di sekitar gerobak, terutama yang statusnya kurang begitu laris. Saat menempatkan gerobak NGJ, Ilham akan berkomunikasi dengan warung atau usaha kecil menengah (UKM) di sekitarnya.
"Berbagi tidak untuk menyakiti. Berbagi untuk menyenangkan orang, jangan sampai [UKM] di sekitar gerobak malah tersakiti," kata Ilham.
Hari pertama, Ilham mengisi 15 nasi bungkus di gerobak NGJ pada pukul 06.00 WIB. Hingga pukul 12.00 WIB, tidak ada satupun yang mengambilnya. Hal yang sama berlangsung hingga hampir sebulan ke depannya. Ilham curiga bahwa masyarakat sekitar, atau orang yang lewat, merasa sungkan untuk mengambil.
Konsep mengambil makan di tempat yang permanen, mungkin masih tergolong baru kala itu. Apalagi di Jogja, kebanyakan orangnya bersuku Jawa, ada rasa tidak enak. Ilham kemudian menyosialisasikan kegiatannya ke sekitar, menjelaskan semuanya. Perlahan, mulai ada dan semakin banyak orang yang mengambil nasi di gerobak NGJ.
Tak Perlu Menunggu Kaya
Pada tiga bulan awal, Ilham dan Fajar menggunakan uang pribadi untuk mengisi gerobak NGJ. Memasuki Maret 2020, pandemi Covid-19 masuk Indonesia, termasuk Jogja. Program NGJ semakin melebar, dengan menyediakan menu isolasi mandiri. Sehari bisa 100 hingga 500 menu yang mereka bagikan.
Gaung NGJ semakin besar saat banyak media yang meliput. Muncullah kolaborasi banyak pihak dengan NGJ. Salah satu yang masih bertahan hingga hari ini yaitu Kitabisa.com. Setiap bulan, Kitabisa.com rutin membantu pendanaan NGJ. Kini, NGJ memiliki 13 gerobak di Jogja, satu di Magelang, dan satu di Solo.
Meski tujuan NGJ dianggap baik, tetap ada komentar negatif dari beberapa orang. "Awal saya dirikan NGJ, ada orang yang bilang kegiatannya mubazir, enggak tepat sasaran, kenapa enggak di sini, di sini aja," kata laki-laki berusia 37 tahun tersebut. "Sedekah itu selalu tepat sasaran, yang kita niatkan sesuai dengan yang dilakukan, itu insya Allah tidak salah sasaran."
Meski ada komentar seperti itu, Ilham dan Fajar tetap konsisten menjalankan NGJ. Setiap harinya, satu gerobak bisa menyediakan 50 hingga 100 nasi bungkus. Bahkan tidak hanya mengambil isi gerobak, namun banyak orang yang juga mengisinya. Pengisi juga tidak melulu dari orang yang terlihat kaya.
Pernah ada pedagang bubur dan roti yang mengisi gerobak NGJ, dengan jenis makanan yang mereka jual. "Saya pernah lihat pedagang pasar, dia naik sepeda dateng, aku kira mau ambil, tenyata ngisi jagung rebus, orang-orang yang kasap mata sederhana atau biasa, ternyata harta tidak hanya tentang uang, tapi tentang hatinya," katanya.
Menjadi Mitra Kebaikan
Awal membuka Nasi Gratis Jogja (NGJ) pada 2019, gerobaknya baru satu. Setelah pandemi Covid-19 mereda, NGJ menambah cabang gerobaknya. Cabang NGJ pertama dikelola oleh teman Fajar Dwi Kurniawan. Saat ini di Jogja sudah ada 13 NGJ, yang mayoritas koordinatornya merupakan alumni dari SMK-SMTI Jogja, sekolah dari Ilham Prihatin dan Fajar.
Hal ini lantaran mereka perlu memastikan kredibilitas koordinator masing-masing cabang. Apalagi pengelolaan ini melibatkan perputaran uang, dan pertanggungjawaban kepada Kitabisa.com, sehingga koordinator perlu orang yang terpercaya.
Namun sejak 2023, NGJ belum lagi memperbanyak cabangnya. "Bukan tidak percaya [dengan orang yang akan mendirikan cabang], tapi ini amanah banyak orang, sekarang banyak menolak dulu," kata Ilham.
BACA JUGA : Gelora Baik dan Nasi Goreng Estetik
Untuk wilayah di Jogja yang belum terjangkau NGJ, dalam waktu dekat akan ada foodtruck. Kegiatannya keliling untuk berbagi nasi gratis. Apabila ada orang atau kelompok yang hendak membuka program sejenis NGJ, maka Ilham akan membantu dengan konsep mitra kebaikan. Seperti franchise dalam bisnis, dalam mitra kebaikan, NGJ akan membantu membuka dan mendampingi selama dua bulan awal.
Program dengan nama yang berbeda itu akan dilepas mandiri, apabila sudah berjalan dengan baik. "Sudah ada 40 cabang mitra kebaikan, misal di Jakarta namanya Nasi Bungkus Gratis Jakarta. Ada pula di Bekasi,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Resmi Dilantik Jadi Gubernur dan Wagub Jateng, Ini Program Prioritas Ahmad Luthfi dan Taj Yasin
Advertisement
Menyelami Hubungan Manusia dengan Alam lewat Lukisan, Garrya Bianti Hadirkan Pameran Back to Nature
Advertisement
Berita Populer
- Promosi Wisata Kulonprogo Pakai Danais Dipangkas, Dispar Perkuat Kolaborasi dengan Swasta
- Kota Jogja Terancam Tumpukan Sampah di Bulan Ramadan, Ini Komentar Sekda DIY
- Menjelang Ramadan, Nyadran Agung Kulonprogo Digelar Sederhana Imbas Pemangkasan Anggaran
- Koseta Reborn, Bakal Jadi Wadah untuk Menyejahterakan Seniman dan Budayawan
- Kandang di Ngawen Gunungkidul Ludes Terbakar, 23.000 Anakan Ayam Mati Terpanggang
Advertisement
Advertisement