Tol Jogja-Solo Sumbang Nilai Investasi hingga Rp1 Triliun di Sleman

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sleman menyampaikan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jogja - Solo yang melintas di Bumi Sembada menyumbang nilai investasi hingga Rp1 triliun pada 2024. Nilai ini bahkan hamir sama besarnya dengan realisasi investasi selama setahun non-PSN.

Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Muda, Eni Sulistyawati, mengatakan catatan realisasi investasi yang DPMPTSP Sleman dapat murni berasal dari swasta atau non-APBN. Sebagai contoh adalah PSN Tol Jogja - Solo.

Dia menerangkan pembebasan tanah memang dilakukan oleh Pemerintah dengan sumber anggaran APBN. Namun, pembangunan konstruksi tol murni dilakukan pihak swasta. Pembangunan ini masuk dalam rencana investasi yang dibuat sejak proses perizinan berusaha melalui Sistem Online Single Submission (OSS).

BACA JUGA: Tol Jogja-Solo: Masih Gratis! Gerbang Tol Prambanan Dibuka untuk Mudik Lebaran 2025 Mulai 24 Maret, Begini Cara Keluar Masuknya

“Realisasi investasi itu akan dilaporkan investor lewat laporan kegiatan penanaman modal atau LKPM. Semua kegiatan yang kami rilis realisasi investasinya itu, karena mereka sudah melaporkan kegiatan usaha lewat LKPM,” kata Eni ditemui di kantornya, Senin (24/3/2025).

Eni mengungkapkan rata-rata realisasi investasi di Kabupaten Sleman non-PSN berada di range Rp1 triliun hingga Rp1,3 triliun. Ditambah dengan realisasi investasi PSN Tol Jogja - Solo, maka total ada sekitar Rp2,3 triliun.

“Tahun 2025 kemungkinan ada penambahan nilai investasi dari PSN Tol Jogja - Solo. Kalau untuk target investasi kami dari Kementerian Investasi/BKPM tahun ini Rp2.5 triliun,” katanya.

Menurut Eni, Sleman memiliki keunggulan dibandingkan kabupaten/ kota di DIY dalam menarik investor masuk. Banyaknya perguruan tinggi atau instansi pendidikan serta utilitas yang memadahi di Sleman memicu pertumbuhan investasi setiap tahunnya.

Ada enam wilayah yang menjadi primadona investor, antara lain Kapanewon Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok, dan Gamping.

Selain faktor-faktor di atas, pemberian insentif dan potongan pajak bagi investor juga menjadi pemicu kencangnya investasi di Sleman. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sleman Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pemberian Insentif Dan Kemudahan Investasi telah mengatur hal tersebut.

Eni menjelaskan kontrol terhadap gencarnya investasi di Sleman adalah dengan mendasarkan pada penggunaan pola  ruang. Perizinan tata ruang menjadi salah satu syarat investasi. Perizinan dilakukan lewat OSS.

Adapun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sleman yang telah terintegrasi di OSS, mencakup Sleman Barat, Timur, dan Tengah. Sedangkan, RDTR Sleman Utara dalam proses, sehingga belum terintegrasi dengan OSS.

“Kalau wilayah yang belum ada RDTR, jika ingin investasi bisa pakai keterangan rencana kabupaten. Ini untuk pelaku usaha mikro dan kecil. Kalau pelaku usaha menengah-besar ya pakai PKKPR [Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang],” ucapnya.

BACA JUGA: Fungsional Tol Jogja Solo Segmen Prambanan-Tamanmartani, Sambungan Jembatan dan Bahu Jalan Masih Jadi Catatan

Sekretaris DPMPTSP Sleman, Triana Wahyuningsih, telah menyampaikan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada 2024 mencapai Rp2,03 triliun dan penanaman modal asing (PMA) menyentuh Rp261,23 miliar. Total capaian ini telah melebihi target yang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tetapkan untuk Bumi Sembada sebesar Rp1,70 triliun.

Adapun penyerapan tenaga kerja melalui capaian investasi pada 2024 ada sebanyak 13.895 tenaga kerja dengan sektor penyumbang realisasi investasi tertinggi mulai dari transportasi, gudang dan telekomunikasi, hotel dan restoran, industri, perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, serta jasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News