Advertisement

Segini Luas Lahan Pertanian Padi yang Dipanen di Sleman pada Kuartal Pertama 2025

Andreas Yuda Pramono
Selasa, 08 April 2025 - 06:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Segini Luas Lahan Pertanian Padi yang Dipanen di Sleman pada Kuartal Pertama 2025 Petani Kalurahan Margodadi sedang memanen padi menggunakan combine harvester di Bulak Japanan, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, Senin (7/4/2025). Istimewa - Pemkab Sleman

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman menyampaikan bahwa terdapat 7.072 hektar (ha) lahan pertanian padi di Sleman yang telah dipanen pada kuartal I/ 2025.

Bupati Sleman, Harda Kiswaya, mengatakan Pemkab Sleman menargetkan panen padi pada April 2025 hingga 4.030 ha. Produksi padi ini juga diiringi dengan kebijakan penyerapan hasil panen oleh Bulog. Penyerapan dilakukan untuk gabah kering panen (GKP).

Advertisement

BACA JUGA: Dongkrak Produktivitas Pertanian, Kementan Genjot Distribusi Alsintan Modern Bagi Petani

Bulog menetapkan harga Rp6.500 per kilogram (kg) GKP. Dari Januari - Maret 2025, program tersebut telah menyerap GKP hingga 949,8 ton. Pembelian secara langsung, tanpa tengkulak, memudahkan petani dan memberikan kepastian harga.

Ihwal serapan pupuk bersubsidi, Harda mengaku kelompok tani telah mengajukan 7.470 ton NPK dan 1.000 ton pupuk organik. Penebusan pupuk bersubsidi saat ini lebih mudah, karena petani dapat menebus dengan menggunakan KTP.

Panen raya juga baru saja digelar di Kapanewon Seyegan, Senin (7/4). Ada 20 ha lahan yang telah dipanen menggunakan mesin panen combine harvester. Dia mendorong seluruh petani agar segera mulai menanam padi, karena musim hujan masih berlangsung.

Manajer Administrasi dan Keuangan Bulog DIY, Joko Afrizal, mengatakan kebijakan penyerapan GKP seharga Rp6.500 menguntungkan petani. Setelah diserap, GKP kemudian dikeringkan lalu digiling menjadi beras medium. Melalui kebijakan itu, petani tidak lagi menjual GKP melalui tengkulak.

"Petani berharap harga terus dirasakan petani. Tidak dipungkiri masih ada tengkulak. Makanya Bulog terus melakukan sosialisasi dengan PPL [Petugas Penyuluh Lapangan] dan Babinsa. Pemerintah lewat Bulog siap menyerap gabah petani,” kata Joko dihubungi, Senin (7/4/2025).

Menurut catatan Bulog DIY, serapan GKP di Kabupaten Sleman pada kuartal I/ 2025 mencapai 4.248 ton GKP.

Secara umum, apabila petani ingin menjual hasil panen kepada Perum Bulog, PPL lebih dulu melakukan koordinasi dengan Tim Perum Bulog. Setelah koordinasi, petani perlu menyiapkan alat panen secara mandiri. GKP akan ditimbang dan diangkut dengan armada dari Perum Bulog.

Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan petani agar hasil panen diserap. Petani harus memberitahukan rencana panen kepada Perum Bulog dua hari sebelum panen.

Pemberitahuan tersebut penting agar petugas dapat melakukan pengecekan lokasi, KTP, dan lahan yang akan dipanen harus berada di wilayah Kabupaten Sleman. Adapun gabah yang akan diambil Perum Bulog harus sudah dalam karung dengan berat minimal per karung 1 - 2 ton.

Sisanya adalah pengurusan administrasi seperti tanda tangan surat permohonan pembayaran hingga surat kuasa  apabila nomor rekening tujuan transfer berbeda denga  nama petani yang menjual gabahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Jalur Trans Jogja Terbaru Hari Ini

Jalur Trans Jogja Terbaru Hari Ini

Jogjapolitan | 6 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Prabowo Bertemu Megawati di Teuku Umar, Sekjen Golkar: Bentuk Kerendahan Hati Seorang Presiden

News
| Selasa, 08 April 2025, 12:37 WIB

Advertisement

alt

Warung Makan Jagoan Mahasiswa UII Jogja

Wisata
| Jum'at, 04 April 2025, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement