Advertisement

Cegah Intoleransi dengan Konten Damai di Medsos

Lugas Subarkah
Kamis, 22 Mei 2025 - 22:47 WIB
Sunartono
Cegah Intoleransi dengan Konten Damai di Medsos Para peserta mengikuti pelatihan pembuatan konten digital menangkal intoleransi, di Pendopo Griya Gusdurian, Kamis (22/5/2025). - istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Mitra Wacana menggelar pelatihan pembuatan konten digital menangkal intoleransi bersama pegiat media sosial, aktivis komunitas dan pemuda lintas iman, di Pendopo Griya Gusdurian, Kamis (22/5/2025).

Pelatihan ini merupakan upaya menanggulangi ancaman intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme (IRE) yang masih marak di Jogja. Bekerja sama dengan Yayasan Kesejahteraan Perempuan Indonesia (YKPI), kegiatan ini merupakan bagian dari program Merajut Kolaborasi Lintas Iman dalam pencegahan intoleransi, Radikalisme, dan Ekstremisme.

Advertisement

BACA JUGA: Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo: Pencairan Ganti Rugi di Maguwoharjo Capai Rp556 Miliar, Tertinggi Warga Peroleh Rp26 Miliar

Program ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran atas maraknya ujaran kebencian, eksklusivisme agama, dan diskriminasi yang semakin mudah menyebar melalui media sosial. Peristiwa intoleransi di Jogja seperti pemotongan nisan salib, penutupan patung Bunda Maria maupun pelarangan pendirian tempat ibadah, menjadi pengingat nyata pentingnya gerakan kolektif untuk mencegah konflik berbasis identitas.

Koordinator Program Mitra Wacana, Ruliyanto, menjelaskan media sosial saat ini menjadi medan strategis penyebaran ideologi, termasuk paham-paham intoleran. “Maka penting bagi para kreator konten untuk memiliki kesadaran kritis dan keterampilan teknis dalam memproduksi konten yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga menyuarakan nilai-nilai damai,” ujarnya.

Para peserta mempelajari strategi komunikasi digital, interseksional isu IRE dengan isu lainnya, serta langkah-langkah praktis dalam membuat konten inklusif yang mampu menangkal narasi radikal. Tak hanya itu, peserta juga didorong untuk menyusun kampanye digital dan mempresentasikan ide konten mereka secara berkelompok.

“Kegiatan seperti ini sangat penting karena kita bisa menambah jaringan untuk kampanye pencegahan intoleransi. Kita bertemu banyak komunitas berbeda, dan bisa saling berbagi cerita suka duka membuat konten seputar perdamaian,” kata perwakilan pemuda lintas iman dari organisasi penghayat Gema Pakti, Baskoro.

BACA JUGA: SPMB SMA/SMK DIY: Kuota Jalur Prestasi Ditambah Jadi 30 Persen, Passing Grade Nilai Gabungan Dinaikkan

Dengan metode partisipatif, pelatihan ini tidak hanya meningkatkan literasi digital peserta, tetapi juga membangun jejaring kolaboratif lintas identitas. Para peserta diajak merancang konten yang responsif terhadap isu-isu lokal, seperti diskriminasi berbasis keyakinan, dengan pendekatan yang kreatif dan sesuai dengan karakteristik audiens digital masa kini.

Diharapkan dari pelatihan ini akan lahir lebih banyak kreator konten yang punya komitmen untuk menyuarakan perdamaian, demi menciptakan ekosistem digital yang lebih sehat dan inklusif. Kegiatan ini menjadi komitmen Mitra Wacana untuk mendukung jaringan kolaboratif dalam melawan narasi kebencian dan memperkuat solidaritas lintas iman di era digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Respons KDM Terkait Mantan Pejabat Bank BJB Terlibat Korupsi Sritex

News
| Kamis, 22 Mei 2025, 23:47 WIB

Advertisement

alt

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul

Wisata
| Jum'at, 16 Mei 2025, 14:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement