Advertisement
Begini Kondisi Terkini Pusat Gempa Jogja 2006 di Tempuran Sungai Opak dan Oya, Jadi Destinasi Wisata

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Gempa bumi berkekuatan 5,9 Skala Richter yang mengguncang Jogja dan sekitarnya pada 27 Mei 2006 silam menyisakan kenangan pahit yang tidak akan dilupakan, terlebih masyarakat Bantul yang merupakan pusat gempa.
Gempa besar yang terjadi 19 tahun lalu ini berpusat di tempuran Sungai Opak dan Oya. Kawasan tersebut kini telah bertransformasi menjadi destinasi wisata Potrobayan River Camp, karena menyajikan pemandangan yang memanjakan mata.
Advertisement
Tidak jauh dari pusat gempa, dibangun Monumen Gempa Potrobayan di Dusun Potrobayan, Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong, Bantul, sebagai tanda pusat gempa 2006.
Kenangan pahit gempa 2006 masih dirasakan Sugiyem, 58, salah satu warga sekitar pusat gempa yang kini berdagang di Potrobayan River Camp. Ia mengingat kerusakan besar di kawasan tempat tinggalnya saat gempa terjadi.
Sugiyem mengatakan, seluruh rumah sekitar tempat tinggalnya roboh akibat gempa. Ia merasa beruntung, saat gempa terjadi pada pukul 05:54 WIB, sedang berada di ladang untuk menanam kacang sehingga terhindar dari reruntuhan.
BACA JUGA: Perlunya Kesiapsiagaan di Sekolah untuk Meminimalkan Risiko akibat Gempa Bumi
“Banyak rumah rubuh, semua rumah sekitar sini roboh, rumah saya juga rata dengan tanah. Saya merasa beruntung, waktu itu sudah keluar subuh ke sawah,” ujarnya saat ditemui di kedainya, Senin (26/5/2025).
“Saya takut sekali waktu itu, soalnya guncangannya kuat sekali, saya merasa Bumi-nya seperti terbelah. Saya sampai tiarap, berdoa juga karena khawatir orang tua saya yang ada di rumah,” kenangnya.
Sugiyem mengatakan, kedua orang tuanya yang tinggal di rumahnya menderita luka patah tulang setelah tertimpa reruntuhan rumah. Mereka sampai harus menjalani rawat inap di rumah sakit selama satu bulan.
Ia juga masih mengingat peristiwa traumatis tersebut merenggut nyawa sembilan tetangga sekitar rumahnya. Sementara itu, ia tidak begitu mengingat pasti berapa jumlah tetangganya yang menderita luka-luka.
Rawan
Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanta mengatakan, hampir semua wilayah Bantul merupakan kawasan rawan gempa. Terdapat dua sumber gempa, yaitu sesar opak yang berada di sekitar Potrobayan, dan gempa megathrust yang sumbernya di lautan sisi selatan Pulau Jawa.
“Keduanya bisa saling memicu, ketika ada megathrust, mungkin juga memicu yang sesar opak. Kalau yang gempa laut punya potensi tsunami,” kata Agus Yuli Herwanta, Senin (26/5/2025).
Mengingat Bantul yang merupakan kawasan rawan gempa, ia mengimbau masyarakat melakukan langkah antisipasi, salah satunya membuat rumah dengan konstruksi tahan gempa. Menurutnya, saat ini masyarakat Bantul sudah banyak yang memahami struktur tahan gempa, diantaranya pondasi dan beton yang kokoh.
BACA JUGA: Pemkab Klaim Rumah di Bantul Telah Standar SNI Gempa
“Belum semuanya [memahami], tapi sudah lebih banyak masyarakat yang memahami konstruksi tahan gempa. Kalau jaman dulu banyak juga rumah rumah yang strukturnya tidak tahan gempa,” katanya.
Sosialisasi
Pihaknya pun gencar melakukan sosialisasi mitigasi bencana termasuk gempa bumi, diantaranya mengadakan pelatihan maupun simulasi menghadapi bencana. Menurutnya, masyarakat Bantul harus paham apa yang dilakukan ketika terjadi gempa besar.
Berdasarkan data BPBD, di Bantul hampir setiap hari terdapat gempa kecil magnitudo 1 hingga 2. Namun, ini masih tergolong normal karena tidak begitu bisa dirasakan.
“Kalau gempa kecil hampir setiap hari sekitar 1 hingga 2 magnitudo. Baru terasa ketika mencapai 4 magnitudo dengan kedalaman sekitar 10 km,” ungkap Agus.
Adapun gempa di atas magnitudo 4 di Bantul terjadi pada pertengahan tahun 2023. Agus mengatakan, gempa tersebut menimbulkan kerusakan ratusan rumah retak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Lelang Barang Rampasan dari Koruptor, Ada Tanah, Rumah, hingga iPhone
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Iduladha, DKPP Bantul Gelar Bimtek Tata Cara Pemotongan Hewan Kurban
- CHEMICFEST, Ajang Unjuk Kreativitas Seni Siswa SMK-SMTI Yogyakarta
- Refleksi 19 Tahun Gempa Bantul, Masih Menyisakan Luka, Upaya Mitigasi Diperkuat
- Maxride Belum Berizin, Pemda DIY Dorong Pengembangan Angkutan Massal
- Soal Kasus Mobil BMW Tabrak Mahasiswa UGM, DPR RI Minta Penanganan Harus Berpihak Keadilan
Advertisement