Advertisement

Dipentaskan Dalam 3 Hari, Deru Debu Dari Dasar Hadirkan Relasi Tubuh dan Gunung

Lugas Subarkah
Sabtu, 14 Juni 2025 - 13:27 WIB
Sunartono
Dipentaskan Dalam 3 Hari, Deru Debu Dari Dasar Hadirkan Relasi Tubuh dan Gunung Fitri Setyaningsih dan timnya memperlihatkan proses pementasan Deru Debu Dari Dasar, beberapa waktu lalu. - ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Koreografer Fitri Setyaningsih akan menggelar pementassan karya terbarunya, Deru Debu Dari Dasar, selama tiga hari, 21–22 Juni 2025 di Sarang Building, Jogja. Karya ini memperlihatkan relasi antara tubuh dan gunung, serta membawa pesan keselarasan manusia dengan alam.

Karya ini terlahir dari laku ziarah tubuh ke gunung-gunung tua di Jawa oleh Fitri Setyaningsih selama tiga tahun terakhir. Dalam perjalanan itu, ia menyerap pengalaman bukan melalui metode akademik, tetapi lewat perjumpaan langsung dengan manusia, alam, dan waktu.

Advertisement

Ia menjadikan tubuhnya sebagai medium sensori untuk mencerap, mencatat, dan akhirnya menyampaikan pengalaman tersebut melalui karya pertunjukan. Deru Debu Dari Dasar adalah bagian dari Trilogi Cincin Api, serangkaian karya tentang relasi tubuh manusia dan tubuh gunung.

BACA JUGA: Sudah Sebulan Viral, Tersangka Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon Bantul Belum Diungkap ke Publik

“Karya ini ingin membawa pesan dari hati yang paling dalam: kita sebagai manusia yang paling sempurna di muka bumi itu punya kerendahan hati untuk menyelaraskan dengan alam. Orang jangan semena-mena mengambil dari alam, terutama material-material untuk mensupport kehidupan manusia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/06/2025).

Dalam karya ini, Fitri memilih debu sebagai elemen utama. Debu tidak dilihat sebagai sisa atau akhir, tetapi sebagai bagian yang hidup yang merespons langkah kaki, embusan angin, dan kehadiran tubuh. Ia tidak mengelola ledakan besar, tetapi justru letupan-letupan kecil itu ketika lempengan-lempengan di bawah gunung bertemu

“Bagaimana pergeseran dan pergerakannya. Debu yang saya temukan di gunung-gunung tua ini bukan objek mati. Ketika tersentuh, dia hidup. Sama seperti perempuan, dalam keheningan mereka menyimpan koneksi yang dalam dan intuitif,” jelasnya.

Produser Deru Debu Dari Dasar, Muhammad AB, menuturkan pendekatan ini sangat berbeda dari narasi dominan yang maskulin dalam melihat alam, “Dalam hal ini Mbak Fitri bukan mencari ledakannya, tetapi lebih pada prosesual yang lebih ke dalam. Makanya itu kenapa Mbak Fitri memilih debu sebagai elemen penting dalam pertunjukan ini,” katanya.

Karya ini tidak sedang mengeksploitasi simbol alam, tetapi merawatnya, mengaktifkannya lewat tubuh, dan memberi ruang agar penonton bisa merasakan alam sebagai bagian dari dirinya sendiri.

“Gunung dalam karya Fitri bukan hanya lanskap fisik, melainkan tubuh perempuan yang memiliki usia, siklus, rasa sakit, dan kemampuan untuk melahirkan. Pendekatan ini dianggap penting oleh banyak pengamat karena menawarkan perspektif yang lebih holistik dan inklusif,” katanya.

Disusun bersama Rendra Bagus Pamungkas, Luluk Ari Setia, dan Adi Putra, Deru Debu Dari Dasar menggunakan panggung Sarang Building sebagai ruang imersif. Penonton akan menyaksikan dari atas, memperhatikan tubuh-tubuh yang merespons suhu, bunyi, dan lingkungan dengan gerak yang tidak dikoreografikan secara baku, tetapi digali dari dalam.

Fitri mengajak para penampil untuk menelusuri tubuh masing-masing, menembus batasan gerak maskulin dan feminin, hingga dapat menemukan motif gerak dari dalam tubuh mereka masing-masing.

Pementasan ini diproduksi atas kerja sama antara Kementerian Kebudayaan, LPDP, Dana Indonesiana dan Fitridanceworks. Kapasitas pementasan terbatas untuk 200 penonton, dengan donasi tiket Rp50.000 untuk pelajar/mahasiswa dan Rp75.000 untuk umum. Reservasi melalui tautan di bio akun Instagram @trilogicincinapi atau narahubung 081229303896.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kembangkan AI yang Lebih Etis, Indonesia Gandeng Filipina

News
| Sabtu, 14 Juni 2025, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI

Wisata
| Jum'at, 06 Juni 2025, 16:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement