Advertisement
Dana Jaringan Pengaman Sosial di Sleman Serap Rp9 Miliar Selama Semester I 2025, Paling Banyak untuk Sektor Pendidikan

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sleman menyampaikan realisasi program Jaring Pengaman Sosial (JPS) selama semester I 2025 menyentuh Rp9 miliar. Dari jumlah itu JPS Pendidikan menyedot Rp5,6 miliar.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Sleman, Sarastomo Ari Saptoto, mengatakan ada total 4.281 pemohon JPS dengan rincian 2.257 pemohon pada Februari–April dan 2.024 pemohon pada Mei–Juni 2025.
Advertisement
BACA JUGA: Dukung Swasembada Pangan, Polresta Sleman Tanam Jagung Seluas 1,54 Hektare
JPS Pendidikan terbagi dalam dua macam, Pendidikan Mahasiswa dengan 412 pemohon dengan nominal bantuan Rp1,6 miliar dan Pendidikan 2.187 pemohon dengan nominal bantual Rp4 miliar. Selama tiga tahun terakhir, lanjut Ari, rata-rata serapan JPS dari total ketersediaan anggaran sebesar 60% - 70% berasal dari sektor pendidikan.
“Kalau salah satu kasus yang mendapat bantuan dari JPS Pendidikan itu ada siswa sudah lulus tapi belum bisa ambil ijazah karena masih ada tunggakan,” kata Ari dihubungi, Kamis (10/7/2025).
Lalu, JPS Kesehatan ada 337 pemohon dengan nominal bantuan Rp483,3 juta. Salah satu kasus di sektor kesehatan adalah keracunan di Padukuhan Krasakan, Kalurahan Lumbungrejo, Tempel, Sleman pada Februari 2025.
Pengobatan korban keracunan tersebut ditanggung Pemkab Sleman melalui JPS Kesehatan. Menurut Dinsos, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mengklaim JPS dengan total Rp223.987.046.
Kemudian ada JPS Sosial yang terbagi dalam empat macam, Orang Telantar & Pemakaman dengan 71 pemohon dengan nominal bantuan Rp71,1 juta, lalu Bantuan Hukum 49 pemohon dengan Rp123 juta, Stunting/ Pengajuan Dinkes 646 pemohon dengan Rp872,1 juta, dan Sosial 579 pemohon dengan Rp1,8 miliar.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Sleman, Ludiyanta, mengatakan dia menangani sejumlah kasus yang akhirnya menyerap JPS Sosial. Kasus itu meliputi orang terlantar, kehabisan bekal, lansia telantar, hingga difabel yang butuh alat bantu.
Salah satu contoh kasus orang terlantar adalah bayi terlantar. Pada 2024 ada tiga bayi terlantar dan semester I 2025 ada satu bayi terlantar.
“Paling baru ada bayi mau dibuang orang tuanya di daerah Klebengan. Bayi ini masih ada bercak darah soalnya baru saja melahirkan. Bayi ini nanti dirawat neneknya. Kami akan memberi bantuan lewat jaring pengaman sosial. Tapi memang kami masih perlu komunikasi dengan beberapa pihak,” kata Ludiyanta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Terungkap! Suami Mbak Ita Minta Proyek Pengadaan Meja dan Kursi SD Senilai Rp20 Miliar
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Mafia Tanah Kas Desa, Penanggung Jawab Tambang Tanah Uruk Tol Jogja-Solo Dituntut 5 Tahun Penjara
- JAMBORE PSKS 2025, 400 Pilar Sosial Berkumpul di Guwosari
- Penipuan Identitas Kependudukan Digital Banyak Terjadi di Jogja, Ini yang Dilakukan Pemkot
- Kemantren Kraton di Jogja Dorong Inovasi Budi Daya Maggot untuk Atasi Sampah
- Festival Karawitan Anak Jadi Upaya Pemkab Bantul Melestarikan Budaya Jawa
Advertisement
Advertisement