Advertisement

Cuaca Ekstrem, Nelayan di Bantul Kesulitan Melaut

Kiki Luqman
Kamis, 31 Juli 2025 - 13:47 WIB
Maya Herawati
Cuaca Ekstrem, Nelayan di Bantul Kesulitan Melaut Ilustrasi nelayan. Foto dibuat oleh AI - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dalam empat hari terakhir, para nelayan di kawasan pesisir selatan terpaksa tidak melaut akibat angin kencang serta hujan yang turun pada pagi hari.

Salah satu nelayan setempat, Warsiman, mengungkapkan bahwa sejak hari Minggu lalu ia sudah berhenti melaut. Keadaan ini semakin sulit karena saat ini juga memasuki masa paceklik ikan.

Advertisement

"Anginnya kencang, lalu saat ini tangkapan ikan lagi sulit, paceklik ikan. Mau berbubu benur juga tidak sebanding sama risikonya. Itu ratusan kapal cuma diparkir," katanya, Kamis (31/7/2025).

Ia menambahkan bahwa sebagian nelayan lainnya memilih pulang kampung karena situasi ini.

"Ada beberapa nelayan juga yang pulang kampung, sebagain nelayan di Pantai Depok sini dari Kebumen atau Cilacap," katanya.

Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah IV Bantul, Nugroho, yang bertugas di area Pantai Samas hingga Pantai Pandansimo, menjelaskan bahwa gelombang pasang memang sempat muncul pekan lalu, meski saat ini sudah mulai stabil.

Meski demikian, hembusan angin yang cukup kencang tetap menjadi kendala bagi para nelayan untuk bekerja di laut.

"Gelombang di tengah laut juga pecah akibat terjangan angin kencang sehingga cukup berbahaya bagi nelayan sebab air pecahan gelombang bisa memenuhi kapal dan bisa menyebabkan kapal karam," terangnya.

BACA JUGA: Jumlah Pengangguran Versi BPS Turun, Pakar UGM Sebut Tidak Langsung Membuat Pasar Tenaga Kerja Membaik

Nugroho menambahkan, ratusan nelayan di bawah wilayah kerjanya sudah jarang melaut selama sebulan belakangan ini karena cuaca yang sulit diprediksi dan hasil tangkapan yang minim.

"Bulan Juni, Juli dan Agustus merupakan musim paceklik ikan bersamaan dengan datangnya musim timuran yang ditandai dengan angin kencang dan gelombang pasang," jelasnya.

Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu ini, Nugroho juga mengingatkan wisatawan agar tidak berenang atau bermain air di laut, sebab gelombang pasang bisa datang secara tiba-tiba dan membahayakan wisatawan.

"Selain itu ubur-ubur beracun juga masih sering muncul di pantai," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Soal Polemik PPATK Blokir Rekening, DPR RI Sebut untuk Melindungi Dana Nasabah

News
| Jum'at, 01 Agustus 2025, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur

Wisata
| Rabu, 30 Juli 2025, 23:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement