Advertisement
Dampak Pemusnahan Mortir di Sleman, 12 Rumah dan Masjid Rusak

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sebanyak 12 rumah warga rusak setelah Tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Satuan Brigade Mobil (Satbrimob) Polda DIY melakukan pemusnahan peledak yang tidak meledak atau disposal Unexploded Ordnance (UXO) di Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Senin (11/8/2025).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Haris Martapa, mengatakan ada sekitar 12 bangunan rusak baik rumah maupun masjid rusak akibat peledakan bom itu. Rumah yang rusak kemudian diperbaiki Pemkab Sleman melalui anggaran di Dinas Sosial (Dinsos).
Advertisement
BACA JUGA: Update! Siswa Keracunan Menu MBG di Sleman Bertambah Jadi 178 Orang
Di Kalurahan Glagaharjo ada masjid tertimpa serpihan bom itu. Galvalum dan atap masjid pecah. Kondisi serupa terjadi dengan rumah lainnya. BPBD kemudian berkoordinasi dengan Dinsos untuk memberi bantuan.
Haris mengirim permohonan ke Bupati Sleman untuk dropping material bantuan. Anggaran yang dikeluarkan untuk perbaikan seluruh bangunan itu sekitar Rp5,5 juta. Perbaikan ditarget selesai pada Rabu (13/8/2025).
Lebih jauh, dia menjelaskan bom mortir seberat 350 kg itu ditemukan pada Minggu (10/8/2025) malam ketika warga sedang menggali tanah untuk penanaman pohon di Padukuhan Tanjung, Kalurahan Umbulmartani, Ngemplak. Bom mortir ini diduga dijatuhkan pesawat ketika era Perang Kemerdekaan.
Menerima laporan itu, Tim Jibom Gegana Brimob Polda DIY langsung menindaklanjuti. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan benda tersebut adalah UXO atau bahan peledak sisa militer yang masih aktif. Bentuknya silinder memanjang, ujung meruncing, dan sirip stabilizer di belakang (sebagian rusak).
Dimensi panjang kurang lebih 1,8 meter. Material logam berkarat pada eksterior benda tersebut menandakan usianya sudah cukup tua. Ciri-cirinya sangat mirip dengan general-purpose bomb atau sejenisnya dari era Perang Dunia II.
Bom kemudian dievakuasi secara manual dari lokasi penemuan di Kapanewon Ngemplak ke lokasi disposal di Aliran anak sungai Gendol Padukuhan Besalen, Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan pada Senin (11/8/2025) dini hari.
Pemilihan lokasi mendasarkan pada jarak aman dari permukiman penduduk, kedalaman di bawah 30 meter dari permukaan tanah, kontur tanah pelindung yang bertebing berlapis pasir dan bebatuan yang dapat meredak efek serpihan, tekanan berlebih, dan panas berlebih.
Ketika meledak, suara dentuman bom menggema hingga radius 3 – 4 kilometer (km) dan getaran terasa hingga di permukiman warga. Bahkan serpihan logam bom berhamburan hingga ratusan meter dengan jarak paling jauh 200 meter dari titik ledakan. Ada juga efek gelombang kejut mencapi 30 – 40 meter yang menyebabkan pohon sekitar terpotong.
Pohon Sengon satu batang besar dan enam batang kecil pun tumbang, 32 buah genteng pecah, satu buah galvalum rusak, dua buah kaca jendela pecah, satu bidang tembok rumah retak, dan tiga lembar seng copot.
Disposal berjalan lancar dan tidak menimbulkan korban jiwa. Aparat kepolisian memastikan lokasi peledakan steril dan aman untuk beraktivitas masyarakat.
“Kami imbau kalau menemukan benda semacam itu jangan diapa-apakan. Hubungi Bhabin,” kata Haris dihubungi, Rabu (13/8/2025).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

RI Kirimkan 800 Ton Logistik ke Palestina, Disalurkan Lewat Udara
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Meningkat, Wisman Berkunjung ke DIY Capai 10.424 Orang di Juni 2025
- Jadwal Kereta Bandara YIA Berangkat dari Stasiun Tugu, Rabu 13 Agustus 2025
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo dan Kutoarjo-Jogja, Rabu 13 Agustus 2025
- Jadwal Layanan SIM Keliling di Gunungkidul, Rabu 13 Agustus 2025
- Jadwal Lengkap KRL Solo Jogja dari Stasiun Palur Hari Ini 13 Agustus 2025
Advertisement
Advertisement