Advertisement

Program 3 Juta Rumah di Kota Jogja Sulit Terwujud, Ini Penyebabnya

Ariq Fajar Hidayat
Senin, 25 Agustus 2025 - 21:47 WIB
Sunartono
Program 3 Juta Rumah di Kota Jogja Sulit Terwujud, Ini Penyebabnya Ilustrasi Perumahan. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Program pembangunan 3 juta rumah yang diinisiasi pemerintah pusat dinilai sulit diterapkan secara maksimal di Kota Jogja. Kepadatan penduduk yang tinggi serta keterbatasan lahan menjadi tantangan utama dalam implementasi program tersebut.

Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas PUPKP Kota Jogja, Sigit Setiawan, menyataka kondisi kepadatan Kota Jogja yang mencapai 11.000 jiwa per kilometer persegi membuat ruang untuk pembangunan perumahan baru sangat terbatas.

Advertisement

“Kalau memang kita mau memenuhi 3 juta rumah itu, melalui swasta pun sulit karena lahannya tidak ada. Kemungkinan yang bisa dilakukan ya kerja sama dengan Kraton,” ujar Sigit, Senin (25/8/2025).

BACA JUGA: Jadwal KRL Jogja-Solo Senin 25 Agustus 2025: Stasiun Tugu, Lempuyangan, Delanggu hingga Palur

Sigit menambahkan, pemanfaatan tanah milik Kraton Jogja atau Sultan Ground dapat menjadi opsi. Namun, konsep yang mungkin diterapkan bukan pembangunan rumah tapak, melainkan hunian vertikal.

“Mau tidak mau kalau sudah padat ya harus vertikal. Tapi nanti tinggal kerjasamanya bagaimana, kekancingannya seperti apa, itu yang perlu dibahas lebih detail,” katanya.

Menurutnya, pola pembangunan hunian di tanah Sultan Ground dapat dilakukan dengan model kekancingan bangunan, bukan tanah seperti yang selama ini berlaku. Ia mencontohkan, jika ada lahan 4.000 meter dengan sekitar 80 kekancingan, maka izin atau kekancingan yang diberikan bukan lagi sebatas tanah, melainkan bangunan vertikal.

“Pola ini bisa dikerjasamakan dengan swasta atau melalui skema CSR. Tetapi yang paling penting, masalah haknya harus diselesaikan dulu,” kata Sigit.

Meski begitu, Sigit menilai bahwa realisasi program 3 juta rumah sebaiknya dikelola di level Pemerintah Daerah DIY, bukan langsung oleh Pemerintah Kota Jogja. Alasannya, distribusi pembangunan rumah tidak bisa disamaratakan di setiap daerah, mengingat karakteristik wilayah berbeda-beda.

BACA JUGA: Jadwal KRL Solo-Jogja Senin 25 Agustus 2025: Berangkat dari Stasiun Palur

“Kalau imbang pembagiannya, Jogja mau dibangun di mana? Profil daerahnya tidak memungkinkan. Jadi lebih baik ranahnya DIY, baru nanti pemerintah kota berapa yang bisa ditawarkan. Kalau ditanya target, saya belum bisa komentar, tapi tawaran paling realistis ya yang tadi, pembangunan vertikal di Sultan Ground,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Beras SPHP Dikemas Ulang Dijual Mahal, Pelaku Ditangkap Polisi

Beras SPHP Dikemas Ulang Dijual Mahal, Pelaku Ditangkap Polisi

News
| Senin, 25 Agustus 2025, 23:47 WIB

Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Wisata
| Rabu, 20 Agustus 2025, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement