Advertisement
Viral Jembatan Apung Sungai Progo, Pemkab Bantul Soroti Keselamatan
Pengendara melintas di jembatan apung yang dibangun swadaya oleh warga di Pajangan, Bantul, Senin (25/8/2025). - Harian Jogja/Yosef Leon.
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Sebuah jembatan apung di atas Sungai Progo yang dibangun secara swadaya oleh warga memantik perhatian pemerintah. Jembatan tersebut menghubungkan Padukuhan Temben, Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo dengan Padukuhan Manukan, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Bantul.
Fasilitas ini mulai digunakan sejak 17 Agustus lalu dan disebut-sebut mampu dilalui kendaraan roda empat. Jembatan apung ini pun viral di medsos sejak dioperasikan. Beberapa kendaraan salah satunya tayangan mobil jenis pikap terpantau sukses melewati jembatan tersebut.
Advertisement
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul, Jimmy Simbolon mengakui jembatan ini memudahkan mobilitas masyarakat lintas kabupaten. Namun ia menegaskan aspek keselamatan tidak boleh diabaikan.
BACA JUGA: Jadwal KRL Solo-Jogja: Berangkat dari Stasiun Palur
“Kalau debit air tinggi, jembatan ini bisa hanyut. Itu yang perlu dipertimbangkan. Kalau memang masyarakat butuh jembatan permanen, sebaiknya ajukan surat resmi supaya bisa kami kaji,” ujarnya, Senin (25/8/2025).
Jimmy menegaskan pembangunan infrastruktur harus melalui kajian kelayakan, termasuk faktor keamanan. “Tidak bisa sekonyong-konyong dibuat hanya untuk kepentingan sesaat. Ini juga lintas kabupaten, jadi perlu koordinasi dengan provinsi. Kalau hasil kajian layak, kami bisa ajukan pembiayaan ke tingkat provinsi,” ucapnya.
Menurut Jimmy, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) juga sudah memberikan teguran karena jembatan ini tidak berizin dan berpotensi membahayakan. “Saya dengar ada rencana pembongkaran oleh pihak Balai Sungai,” katanya.
Siap Urus Izin
Sementara itu, Sudiman, 34, salah satu penggagas jembatan, berharap pemerintah tidak buru-buru menutup akses ini. Ia mengaku jembatan tersebut lahir karena kebutuhan masyarakat. “Harapan saya, pemerintah jangan usil. Warga sangat terbantu. Kalau diminta urus izin saya bersedia, tapi saya tidak tahu jalurnya. Kalau ada yang membantu, siap,” katanya.
BACA JUGA: Jadwal KRL Jogja-Solo: Stasiun Tugu, Lempuyangan, Delanggu hingga Palur
Menurut Sudiman, keberadaan jembatan apung ini karena jembatan resmi terdekat, seperti Bendung Kamijoro dan Jembatan Sesek Temben, tidak bisa dilalui mobil. “Jembatan ini bisa untuk mobil. Mobil sudah lewat dan aman,” katanya.
Ia mengaku pembangunan dimulai dua bulan lalu bersama dua temannya dan mulai beroperasi pada 17 Agustus 2025. Warga yang melintas diminta memberi uang seikhlasnya. “Enggak ada tarif pasti. Kalau motor biasanya kasih Rp2.000, mobil sekitar Rp10.000, tapi tidak dipatok,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Strategi Taiwan Hadapi China: Tambah Anggaran Rp666 Triliun
Advertisement
Haenyeo Jeju Jadi Daya Tarik Wisata Dunia, Kini Krisis Regenerasi
Advertisement
Berita Populer
- Talut Kali Oya Bantul Longsor, Pemkab Libatkan Ahli Konstruksi
- Dinkes Bantul Gencarkan Skrining Aktif TBC dengan Mobile X-Ray
- Kemenkum DIY Wanti-Wanti Penipuan AI, Deepfake dan Voice Cloning
- 2 Korban Pohon Tumbang Monjali Dimakamkan di TPU Seyegan
- Remaja di Imogiri Dianiaya dengan Gesper, Polisi Buru Pelaku
Advertisement
Advertisement



