Advertisement
Pemkot Siap Angkut Sampah Sisa Makanan dari Tiap Rumah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja mencatat produksi sampah organik sisa makanan mencapai lebih dari 1/3 dari total volume sampah harian. Untuk mengatasinya, Pemkot Jogja akan mengangkut sampah sisa makanan dari setiap rumah.
Pemkot Jogja memetakan produksi sampah harian di Kota Jogja mencapai sekitar 300 ton per hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 120 ton di antaranya merupakan sampah organik sisa makanan.
Advertisement
Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, menuturkan jajarannya bakal mengangkut sisa sampah makanan dari setiap rumah dalam waktu dekat. Nantinya, Pemkot akan menggandeng petugas satlinmas di setiap kelurahan dan penggerobak di setiap wilayah untuk merealisasikan program tersebut. "Kami akan menjemput sampah organik basah langsung ke rumah warga," ujarnya di kompleks Kepatihan, Selasa (16/9/2025).
Setelah diangkut, sampah sisa makanan tersebut akan diolah melalui ember-ember yang ada di setiap kelurahan. Nantinya, setiap kelurahan akan diberikan ember berukuran jumbo yang mampu menampung dan mengolah sampah organik sisa makanan hingga 25 kilogram. Di ember tersebut sampah organik akan diubah menjadi pupuk organik.
Sementara di masing-masing rumah, pihaknya juga akan memberikan galon atau ember kecil untuk menampung sampah sisa makanan tersebut.
BACA JUGA: Pasar Panel Surya RI Dikuasai Produk Murah China
Momentum Perubahan
Sebelumnya, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa HUT Kota Jogja pada Oktober 2025 harus menjadi momentum perubahan, termasuk dalam pengelolaan sampah organik. Hasto menjelaskan, setiap perangkat daerah akan diberi tanggung jawab mendampingi satu kelurahan dalam upaya ini. Prinsip utama yang ditekankan adalah sampah organik rumah tangga tidak boleh lagi menumpuk di depo, melainkan harus dikelola sejak dari sumbernya. “Kami ingin gerakan ini tidak hanya mengurangi beban sampah, tetapi juga menjadi bagian dari integrated farming program. Sampah bisa kembali menjadi pupuk yang bermanfaat untuk tanaman dan pertanian masyarakat,” kata Hasto, Senin (15/9).
Dengan langkah ini, Hasto berharap jumlah sampah organik yang masuk ke depo bisa ditekan seminimal mungkin.
Sekda Kota Jogja, Aman Yuriadijaya, mengatakan fokus utama pengelolaan adalah sampah organik, khususnya sampah organik basah. Dari total timbulan sampah harian di Kota Jogja yang mencapai sekitar 300 ton, diperkirakan 60% atau 180 ton merupakan sampah organik. Dari jumlah itu, sekitar 100 ton adalah sampah organik basah yang potensial direduksi.
“Target awal adalah mereduksi minimal 60 ton sampah organik basah per hari. Mekanismenya, setiap gerobak pengangkut akan menampung sekitar 50 kilogram sampah organik. Jika dikalikan 1.200 gerobak, maka potensi reduksi mencapai 60 ton per hari,” ujarnya.
Strategi distribusi sampah organik basah akan diarahkan pada pemanfaat atau off-taker, seperti sektor peternakan di wilayah aglomerasi Jogja, termasuk Sleman dan Bantul. “DLH akan berperan penting mencarikan off-taker agar 60 ton sampah organik ini tersalurkan dengan baik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pembunuhan Kacab Bank, Dua Oknum TNI AD Dijanjikan Imbalan Rp100 Juta
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Perolehan Emas Sleman Dalam Porda XVII Terpaut 14 Medali dengan Bantul
- Pedagang Pasar Jombokan Kulonprogo Bersyukur Retribusi Turun 50 Persen
- Polda DIY Sebut Kerugian Akibat Demonstrasi Capai Rp28 Miliar
- Inspiratif! Kisah Elita Peroleh Beasiswa LPDP di 6 Kampus Top Dunia
- Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Selasa 16 September 2025
Advertisement
Advertisement