Advertisement

Prambanan Miliki Lahan Kritis Terluas di Kabupaten Sleman, Ini Penyebabnya

Andreas Yuda Pramono
Selasa, 30 September 2025 - 10:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Prambanan Miliki Lahan Kritis Terluas di Kabupaten Sleman, Ini Penyebabnya Supri, salah seorang petani di Dusun Gelaran 1, Bejiharjo, Karangmojo sedang memasang jaring di atas lahan pertanian yang dimiliki, Selasa (5/9/2023). - Harian Jogja - David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Kapanewon Prambanan menjadi wilayah dengan lahan kritis paling luas se-Kabupaten Sleman 408,8 hektare (ha). Upaya revitalisasi lahan kritis terus diupayakan Pemkab, salah satunya lewat penanaman pohon baik buah maupun perindang.

Kepala Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, Sri Restuti Nur Hidayah, mengatakan luas lahan kritis terluas di Prambanan berada di Kalurahan Wukirharjo seluas 153,2 ha dan paling kecil ada di Madurejo 4,3 hektare.

Advertisement

BACA JUGA: Permohonan Pengurusan PBG di Sleman Tertinggi se DIY

"Di Kapanewon Prambanan, lahan kritis banyak ditemukan di daerah dengan kemiringan lereng curam dengan tutupan lahan terbuka dan berada di kanan - kiri sungai," kata Restuti ditemui di kantornya, Senin (29/9/2025).

Adapun Kapanewon Cangkringan menjadi wilayah dengan lahan kritis terluas kedua 267,9 ha. Paling luas ada di Kalurahan Glagaharjo dengan 177,2 ha di mana 137,6 ha berada di dalam kawasan hutan. Sedangkan untuk kalurahan yang tergolong kritis paling kecil adalah Kalurahan Argomulyo dengan 1,4 ha.

Menurut Restuti, Cangkringan bisa memiliki lahan kritis luas lantaran topografinya yang berada di lereng curam dengan tutupan lahan yang terbuka dan berada di kanan kiri Sungai. Sebagian lahan kritis itu ada yang masuk kawasan hutan Taman Nasioanl Gunung Merapi (TNGM).

Plt. Kepala DLH Sleman, Sugeng Riyanto, mengatakan program penanaman pohon pihaknya lakukan bekerja sama dengan masyarakat, seperti Forum Komunitas Sungai Sleman (FKSS). DLH juga menyediakan bibit pohon yang disediakan untuk masyarakat.

Guna mengajak masyarakat untuk mau menanam, utamanya di lahan-lahan kritis, DLH mengkampanyekan penanaman pohon buah. Selain menghijaukan lingkungan sekitar, masyarakat akan mendapat manfaat lewat buah yang hasilkan.

“Kami kan sudah menginventarisasi lahan kritis, kami harap masyarakat mengajukan bantuan bibit. Nanti kami fasilitas penghijauannya. Jadi kami sudah petakan itu lahan kritis,” kata Sugeng.

Pengadaan bibit pohon dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama 2025 ada 1.750 buah dan tahap kedua ada 2.350 buah. Jenisnya ada tanaman Alpukat, Belimbing, Durian, Jambu Kristal, Kelengkeng, dan Tanjung.

Ada juga tanaman Aren, Bambu Petung, Gayam, Jambu Madudeli, Mangga, Manggis, Sawo Manila, dan Sirsak. Tanaman ini bisa ditanam di sekitar sumber air.

DLH juga masih akan mengadakan bibit pohon pada 2026. Rencananya ada 1.800 bibit tanaman penghijauan lingkungan, 1.950 bibit tanaman sekitar sumber air, dan 1.900 bibit tanaman lahan kritis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Gara-Gara Kelangkaan BBM, Bahlil Digugat Rp500 Juta di PN Jakpus

Gara-Gara Kelangkaan BBM, Bahlil Digugat Rp500 Juta di PN Jakpus

News
| Selasa, 30 September 2025, 12:17 WIB

Advertisement

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa

Wisata
| Selasa, 23 September 2025, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement