Advertisement

Perajin Perak Kotagede Gulung Tikar Akibat Harga Bahan Baku Mahal

Stefani Yulindriani Ria S. R
Kamis, 23 Oktober 2025 - 10:57 WIB
Sunartono
Perajin Perak Kotagede Gulung Tikar Akibat Harga Bahan Baku Mahal Foto ilustrasi perajin. - Dok/Harian Jogja.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Jumlah perajin perak di Kotagede, Kota Jogja, terus menurun dalam dua dekade terakhir. Kenaikan harga bahan baku perak menjadi salah satu penyebab utama menurunnya eksistensi industri kerajinan khas kawasan bersejarah tersebut.

Mantri Pamong Praja (MPP) Kotagede, Komaru Ma’arif mengatakan saat ini terdapat lebih dari 200 orang perajin perak rumahan di wilayahnya. Namun, sebagian di antaranya sudah gulung tikar akibat tingginya harga bahan baku. 

Advertisement

“Penyebabnya karena bahan baku mahal. Kenaikan harga perak dan material lain seperti emas sangat mempengaruhi keberlangsungan usaha para pengrajin,” ujarnya, Selasa (21/10/2025).

Komaru menyebut Pemkot Jogja melalui Kemantren Kotagede rutin memberikan pelatihan kepada para perajin untuk meningkatkan keterampilan dan inovasi desain produk agar tetap mampu bersaing di pasar. Pihaknya juga berupaya membangkitkan kembali kejayaan industri perak melalui Festival Perak Kotagede yang digelar tahun 2025 ini. 

Salah satu perajin perak, Umi Nur Hasanah mengungkapkan meski pesanan perhiasan dinilai cukup tinggi, namun lonjakan harga bahan baku membuat para perajin kesulitan mempertahankan produksi.

Dalam sebulan, ia mampu memproduksi hingga 7-10 kilogram perak. Jumlah tersebut pun telah menurun dari sebelumnya yang mencapai 15 kilogram perak per bulan. 

“Sekarang bahan naiknya dua kali lipat dari tahun lalu. Dulu cincin di toko seharga Rp150.000, sekarang bisa Rp500.000. Permintaan masih banyak, tapi bahan terlalu mahal,” katanya.

Sebelum pandemi Covid-19 banyak perajin muda yang ikut bekerja di sektor perak, namun sebagian besar kini telah beralih profesi.

“Sekarang pengrajin muda tinggal sekitar 35%. Banyak yang sudah alih profesi karena saat pandemi pesanan berhenti total,” ujarnya.

Meski begitu, Umi mengaku masih berupaya mempertahankan usaha dengan melatih generasi baru agar bisa meneruskan keterampilan membuat perak khas Kotagede. “Kami tetap berjuang supaya perak Kotagede bisa maju terus,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Lima Darurat! Militer Peru Atasi Kriminalitas dan Demo Gen-Z

Lima Darurat! Militer Peru Atasi Kriminalitas dan Demo Gen-Z

News
| Kamis, 23 Oktober 2025, 21:47 WIB

Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Wisata
| Minggu, 19 Oktober 2025, 23:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement