Jadi Penyelenggara Wisata Medis, Google Review RS Bethesda Melonjak

Harianjogja.com, JOGJA—Destinasi wisata medis atau medical tourism menjadi salah satu program yang digulirkan Pemerintah Pusat melalui kolaborasi lintas kementerian. Tidak semua rumah sakit bisa menjalankan program tersebut, melainkan harus mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata.

Salah satu rumah sakit di Jogja yang mendapatkan izin sebagai destinasi medical tourism adalah RS Bethesda. Menariknya, rumah sakit ini mengalami lonjakan review positif melalui parameter Google setelah ditetapkan sebagai penyelenggara wisata medis.

Wakil Direktur Pengembangan Pendidikan, Riset, dan Pengembangan Mutu RS Bethesda Jogja Wahyu Widiyanto menjelaskan izin penyelenggaraan medical tourism ini didapatkan pada akhir 2024 silam. Bethesda menjadi salah satu dari 28 rumah sakit di Indonesia yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata sebagai rumah sakit memberikan layanan medical tourism. Saat ini sudah mulai mengembangkan wisata kesehatan melalui kerja sama dengan beberapa kampus salah satunya UGM serta rumah sakit lainnya.

"Saat ini kami bekerja sama dengan beberapa rumah sakit untuk membuat suatu board [board of toursim atau kelembagaan wisata kesehatan]. Kami sudah audiensi dengan GIPI, Dinas Pariwisata, bulan ini kami akan meluncurkan paket [destinais wisata medis] merepresentasikan [wisata kesehatan] Jogja," katanya, Kamis (6/11/2025).

Ia menambahkan untuk mewujudkan medical tourism butuh kolaborasi dengan banyak pihak baik dari instansi maupun rumah sakit lainnya. Khususnya stakeholder seperti agen perjalanan wisata, hotel dan restoran. Tugas dari rumah sakit dalam destinasi wisata kesehatan ini di antaranya menampilkan ungulan atau kekhasan layanan serta berbagai sumber daya yang dimiliki.

"Keunggulan yang dimaksud ini tidak selalu harus tentang medis , tetapi juga bisa wellness seperti pengobatan lainnya, yoga, meditasi dan lainnya, seperti di Thailand. Saat ini kami sedang berproses, tentu butuh dukungan banyak pihak," ujarnya.

Direktur RS Bethesda Edy Wibowo menambahkan sebagai salah satu penyelenggara medical tourism, pihaknya terus melakukan peningkatan layanan. Salah satunya dengan meluncurkan transformasi budaya pelayanan berupa Smile Campaign Salsa Bejo atau Salam Sapa Bethesda Jogja pada Januari 2025. Program ini membangun budaya yang ramah, solutif dan penuh empati di lini pelayanan. Tidak hanya staf medis, penerapan program ini juga diberikan kepada staf non-medis.

Menurutnya program itu ternyata memberikan dampak melonjaknya penilaian digital yang dituliskan secara organik oleh masyarakat dalam review Google. Jika pada Januari 2025 Google Review masih berada di angka 4.1 dengan 1.300 ulasan, namun di Oktober 2025 ini sudah menembus angka 4.8 dengan 6.600 ulasan positif.

"Bahkan kami ada Satgas Senyum untuk melakukan monitoring dan evaluasi memastika budaha keramahan ini berjalan dan perlahan selama sembilan bulan Google Review meningkat drastis," katanya.

Edy Wibowo mengatakan selain medical tourism, Bethesda juga melakukan inovasi sport medicine dengan memfasilitasi pelaksanaan beberapa event olahraga. Bahkan rumah sakit tersebut dipercaya oleh klub PSIM Jogja untuk memberikan pendampingan medis kepada seluruh pemain, khususnya ketika cedera.

Salah satunya pemain PSIM asal Belanda Donny Warmerdam yang cedera memberikan kepercayaan melakukan perawatan di Bethesda. "Artinya kami sudah mendapatkan kepercayaan dari user secara internasional, karena pemain asing percaya dengan perawatan dokter kami," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News