Advertisement

Dari Lapangan Desa, Arif Bantul Juara SEA Games

Yosef Leon
Selasa, 23 Desember 2025 - 08:57 WIB
Sunartono
Dari Lapangan Desa, Arif Bantul Juara SEA Games Arif Dwi Pangestu saat berlaga di ajang SEA Games 2025 di Bangkok, Thailand belum lama ini. Atlet panahan asal Poncosari, Srandakan itu berhasil mempersembahkan medali emas di nomor mens team recurve. - Dokumentasi/Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Perjalanan panjang Arif Dwi Pangestu dari lapangan sederhana di Poncosari, Bantul, berujung manis dengan raihan medali emas SEA Games 2025 Thailand cabang panahan.

Arif yang telah mengenal panahan sejak bangku sekolah dasar tampil gemilang bersama tim Indonesia di nomor beregu recurve putra. Latihan intensif, disiplin tinggi, dan pengalaman internasional menjadi kunci suksesnya di level Asia Tenggara.

Advertisement

Ketua Perpani Bantul menilai emas SEA Games ini sebagai hasil nyata pembinaan berjenjang dari tingkat desa hingga nasional, sekaligus bukti bahwa atlet daerah mampu bersaing di pentas dunia.

Football Field 1, Bang Kapi, Bangkok jadi saksi bisu keberhasilan Arif bersama Ahmad Khoirul dan Riau Ega Agatha saat menaklukkan Vietnam lewat skor telak 6–0 di partai final Rabu (17/12/2025) di cabang olahraga panahan. Trio Indonesia itu tampil dominan dan berhasil naik podium dengan meraih medali emas di nomor men’s team recurve pada SEA Games Thailand 2025.

Meski ia gagal mempersembahkan medali di nomor individu akibat kendala teknis pada alat dan keterlambatan penyetelan, Arif dan tim membalas di nomor beregu yang semakin melengkapi perolehan medali emas wakil Indonesia di SEA Games menjadi 91. Ini bukti konsistensi Arif yang telah terlibat tiga kali dalam ajang ini dan selalu meraih medali. 

"Sejak awal sebenarnya sudah cukup yakin bakal meraih medali. Dari skor-skor pertandingan sebelumnya juga kelihatan. Jadi pas game semakin percaya diri,” kata Arif, Minggu (21/12/2025).

Kepercayaan diri itu bukan tanpa dasar. Tim Indonesia datang ke SEA Games dengan modal jam terbang internasional yang panjang. Sejumlah event dunia dan Asia telah dilakoni sebelum Thailand, mulai dari kejuaraan di Amerika Serikat, Asia Championship di Singapura, hingga turnamen di Korea dan Bangladesh. Dari sana, peta kekuatan lawan, khususnya Vietnam dan Malaysia sudah terbaca dengan jelas.

Persiapan Panjang

Nomor beregu recurve putra memang menjadi salah satu andalan Indonesia. Arif mengakui, sejak awal SEA Games, Indonesia termasuk unggulan. Vietnam dan Malaysia disebut sebagai pesaing terberat, terutama Malaysia yang diperkuat atlet-atlet senior berpengalaman, termasuk di nomor compound.

Persiapan menuju SEA Games pun tidak singkat. Pemusatan latihan nasional telah dimulai sejak awal 2025, bahkan fondasinya dibangun jauh sebelumnya. Arif dan rekan-rekannya menjalani latihan intensif hampir 11 bulan, dengan basis latihan di Cikarang, setelah sebelumnya panahan nasional lama berpusat di Jakarta.

Seleksi tetap dilakukan, namun bagi atlet eks Olimpiade seperti Arif, pemanggilan kembali dilakukan melalui evaluasi dan keputusan PB Perpani. Pada SEA Games ini, Arif turun di dua nomor yakni individu dan beregu. Nomor mixed team hanya diikuti satu pasangan terbaik hasil kualifikasi, sehingga ia fokus di dua nomor tersebut.

Meski gagal meraih medali di individu, ia tersingkir setelah kalah dari atlet Malaysia dan Indonesia tetap mendominasi lewat emas beregu, serta emas individu yang diraih Riau Ega. “Secara tim, target terpenuhi. Itu yang paling penting,” kata Arif, yang sebelumnya juga tampil di Olimpiade Tokyo 2021 dan Paris 2024.

Lapangan Desa

Di balik gemilang prestasi internasional itu, tersimpan kisah panjang pembinaan dari akar rumput. Ketua Perpani Bantul, Subantosi menuturkan bahwa Arif sudah mengenal olahraga panahan sejak kelas 3 SD. Awalnya, ia hanya menumpang ikut latihan bersama sepupu sekaligus kakaknya, Okka Bagus Subekti, mantan atlet nasional yang pernah memperkuat Indonesia di ajang besar.

Latihan pertamanya jauh dari kesan mewah, hanya di halaman rumah, kebun, dan lapangan sederhana di Poncosari. Panahan dipilih bukan tanpa alasan.

“Dulu kami berpikir panahan itu risikonya lebih kecil. Musuhnya hanya diri sendiri,” tutur Subantosi. Dari sekadar ikut-ikutan, bakat Arif perlahan terlihat. Ia rutin naik podium di kejuaraan kecil, mendapat hadiah sederhana yang justru memantik semangatnya untuk terus berlatih.

Perjalanan itu berlanjut ke level yang lebih serius. Arif sempat tidak langsung masuk Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP), tapi kemudian bergabung dan bahkan dikirim ke Argentina pada 2017 melalui program pembinaan. Sejak itu, latihannya semakin terstruktur, meski tetap dijalani dengan disiplin mandiri yang kuat.

Bagi Perpani Bantul, emas SEA Games 2025 menjadi simbol keberhasilan pembinaan jangka panjang dan regenerasi atlet daerah. “Kami sangat bangga. Dari Bantul, generasi demi generasi bisa ikut memperkuat tim Indonesia,” kata Subantosi.

Kisah Arif Dwi Pangestu menjadi bukti bahwa prestasi dunia bisa lahir dari lapangan desa. Dari kebun sederhana di Poncosari hingga podium tertinggi Asia Tenggara, anak panah itu melesat lurus, pelan, konsisten, dan akhirnya tepat sasaran meraih prestasi tinggi.

Kisah Arif Dwi Pangestu menjadi inspirasi bahwa prestasi internasional dapat lahir dari desa, melalui ketekunan, konsistensi, dan pembinaan olahraga yang berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Bulog Bangun 100 Gudang, Perpres Tunggu Teken Presiden

Bulog Bangun 100 Gudang, Perpres Tunggu Teken Presiden

News
| Selasa, 23 Desember 2025, 09:57 WIB

Advertisement

Sensasi Kuliner 4 Benua di Malam Tahun Baru

Sensasi Kuliner 4 Benua di Malam Tahun Baru

Wisata
| Selasa, 23 Desember 2025, 09:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement