Advertisement
10.000 Bayi di Bantul Jadi Target Imunisasi Heksavalen
Ilustrasi. - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Sedikitnya 10.000 bayi di Kabupaten Bantul menjadi sasaran imunisasi heksavalen. Program ini menyasar bayi berusia 18, dua, dan lima bulan sebagai langkah perlindungan dari enam penyakit yang dinilai memiliki risiko tinggi bagi kesehatan anak.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan imunisasi heksavalen merupakan upaya penting untuk memastikan tumbuh kembang anak Bantul tetap optimal. Vaksin tersebut memberikan perlindungan terhadap Hepatitis B, Difteri, Tetanus, Pertusis, Polio (IPV), serta Haemophilus influenzae tipe b (Hib).
Advertisement
“Semua anak Bantul harus diimunisasi. Nanti ada sweeping. Kami ingin anak-anak bebas atau setidaknya dampaknya diminimalkan dari penyakit-penyakit itu,” ujar Halim seusai sosialisasi imunisasi heksavalen di Kantor Dinas Kesehatan Bantul, Jumat (28/11/2025).
BACA JUGA
Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Tri Widiyantara menambahkan imunisasi heksavalen membuat proses vaksinasi lebih sederhana. Jika dahulu bayi menerima dua jenis suntikan—pentavalen dan IPV—kini satu kali penyuntikan sudah mencakup seluruh perlindungan tersebut.
“Sekarang bayi tidak lagi disuntik berkali-kali, cukup sekali sudah aman,” ujarnya.
DIY termasuk salah satu provinsi percontohan penerapan imunisasi heksavalen bersama Bali dan NTB. Di Bantul, seluruh puskesmas sudah mulai memberikan layanan ini sejak Oktober dengan jadwal pelayanan menyesuaikan masing-masing fasilitas.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI Prima Yosephine menyampaikan bahwa saat ini imunisasi heksavalen baru berjalan di sembilan provinsi. DIY dipilih karena capaian imunisasi dasarnya tergolong baik.
Ia berharap cakupan program bisa diperluas secara nasional mulai tahun depan.
“Target kami minimal 95 persen. Kalau bisa 100 persen lebih baik. Karena ada satu dua anak yang tidak bisa diimunisasi karena kondisi tertentu, makanya targetnya 95 persen,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





