Advertisement
Bantul Tambah 12 Titik Early Warning System Antisipasi Banjir-Longsor
Ilustrasi longsor. - Pixabay/Saiful Mulia
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Upaya memperluas jangkauan pemantauan bencana di Bantul kembali digencarkan. BPBD Kabupaten Bantul menargetkan penambahan perangkat early warning system (EWS) untuk kawasan yang selama ini kerap berhadapan dengan potensi banjir maupun longsor.
Langkah ini disebut penting untuk memperkuat kesiapsiagaan warga sebelum musim hujan mencapai puncaknya. Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Mujahid Amrudin, menjelaskan bahwa total ada 12 lokasi baru yang diusulkan mendapatkan pemasangan EWS. Pengajuan tersebut kini menunggu proses komunikasi lebih lanjut antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Advertisement
"Semoga nanti ada respons cepat. Ya paling tidak pada 2026, ada anggaran turun," ujarnya Senin (1/12/2025).
Daftar wilayah yang masuk usulan meliputi sejumlah kalurahan di zona rawan, yakni Srimartani di Kapanewon Piyungan, Wonolelo dan Pleret di Kapanewon Pleret, Muntuk di Kapanewon Dlingo, serta Sendangsari dan Guwosari di Kapanewon Pajangan.
BACA JUGA
Selain itu, beberapa titik di Kapanewon Imogiri juga diajukan, seperti Selopamioro, Jembatan Kedungjati Selopamioro, Lembah Rubuh Selopamioro, Jembatan Timur Pasar Imogiri, dan Padukuhan Pengkol Sriharjo. Jembatan Kiringan Canden di Kapanewon Jetis turut menjadi bagian dari daftar tersebut.
Mujahid menegaskan bahwa seluruh titik itu masih akan melalui pengecekan kembali untuk memastikan kelayakan pemasangan alat.
"Tapi, nanti ada survei lagi untuk pendalaman di titik yang diletakkan EWS. Jadi, 12 titik itu baru kajian potensi rawan banjir dan longsornya yang ditetapkan [untuk 12 EWS]," ucapnya.
Sejauh ini, Bantul memiliki enam perangkat EWS yang sudah beroperasi. Perangkat tersebut tersebar di Srimulyo (Piyungan), Wonolelo (Pleret), Selopamioro, dua unit di Wukirsari (Imogiri), serta satu perangkat di Munthuk (Dlingo).
Di tengah proses pengembangan itu, BPBD Bantul juga melakukan pemeriksaan rutin terhadap perangkat yang sudah ada.
Staf Pusdalops Penanggulangan Bencana BPBD Bantul, Nur Eta, menyampaikan bahwa alat di Nglingseng, Kalurahan Muntuk, ditemukan dalam kondisi rusak.
"Sementara ini, kami sedang melaporkan hal itu ke pimpinan. Jadi, kami masih menunggu arahan dari pimpinan untuk tindak lanjutnya," katanya.
Saat ini, BPBD berencana melanjutkan pengecekan ke titik EWS lainnya. Di sisi lain, sejak awal November pemerintah daerah juga telah menetapkan status siaga bencana melalui instruksi Bupati Bantul sebagai langkah antisipatif menghadapi potensi longsor, banjir, serta angin kencang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





