Advertisement
Dishub DIY Siapkan Rekayasa Dinamis Hadapi Padat Nataru
Petugas dari Polres Gunungkidul dan Dinas Perhubungan melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan luar DIY di pintu masuk di Kapanewon Patuk, Jumat (12/2/2021). - Ist/dok Dishub Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dishub DIY menyiapkan rekayasa lalu lintas dinamis untuk mengurai potensi kepadatan arus wisata dan kendaraan masuk DIY selama puncak libur Nataru 2025/2026.
Antrean panjang menuju kawasan wisata diprediksi menjadi tantangan utama, sehingga Dishub memprioritaskan penyesuaian fase lampu APILL secara real-time berbasis kebutuhan arus lalu lintas.
Advertisement
Kepala Dishub DIY, Chrestina Erni Widyastuti, menjelaskan bahwa karakteristik pergerakan kendaraan selama Nataru berbeda signifikan dengan Lebaran, di mana fokus mobilitas beralih dari mudik ke destinasi wisata.
"Selain pengaturan arus masuk dan keluar DIY, kami memberi perhatian khusus pada potensi kepadatan di lokasi-lokasi wisata serta jalur menuju kawasan tersebut," ujar Chrestina pada Selasa (9/12/2025).
BACA JUGA
Pemantauan pergerakan lalu lintas dilakukan melalui kamera CCTV dan sistem manajemen lalu lintas. Teknologi ini memungkinkan perubahan fase lampu APILL di simpang strategis dapat dilakukan dengan cepat.
"Kami menyesuaikan siklus dan fase lampu APILL secara dinamis pada simpang-simpang strategis sesuai kepadatan arus kendaraan masuk/keluar DIY dan arus ke kawasan wisata," katanya.
Upaya ini diprioritaskan di jalur-jalur menuju destinasi favorit yang selama Nataru kerap menjadi titik penumpukan kendaraan. Selain pengaturan lampu, pengawasan kendaraan dari luar daerah akan diperketat di gerbang masuk DIY, seperti di Tol Prambanan dan Jembatan Kabanaran–JJLS.
Menjelang libur panjang akhir tahun, peningkatan mobilitas masyarakat diperkirakan terjadi karena libur sekolah, cuti bersama, dan agenda wisata. Dishub DIY memprediksi periode puncak perjalanan berlangsung antara 24 Desember 2025 hingga 3 Januari 2026.
Jika terjadi overload arus kendaraan, rekayasa lalu lintas akan segera diberlakukan secara cepat. Untuk mendukung respons yang cepat ini, Dishub DIY mengaktifkan koordinasi terpadu lintas lembaga.
"Pengelolaan lalu lintas memerlukan respons cepat lintas kewenangan, sehingga kami menjalin koordinasi terpadu dengan Polda DIY, BPTD, Dishub kabupaten/kota, Jasa Rahardja, hingga instansi terkait lainnya," jelas Chrestina.
Koordinasi ini mencakup integrasi pemantauan, penempatan personel, penanganan gangguan lalu lintas, hingga penyampaian informasi ke masyarakat. Posko Angkutan Nataru akan dioperasikan selama periode puncak untuk memantau kondisi lalu lintas, transportasi umum, dan potensi kepadatan.
Petugas dan rambu portabel juga disiagakan di titik-titik wisata kunci, seperti kawasan Malioboro-Kraton-Tugu, Prambanan, Kaliurang, serta kawasan pantai selatan.
Selain pengaturan arus, pemeriksaan kelaikan kendaraan (ramp check) juga dilakukan pada angkutan umum untuk memastikan armada yang beroperasi memenuhi standar keselamatan.
Setelah periode puncak liburan, puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 4 Januari 2026, bertepatan dengan dimulainya kembali aktivitas sekolah dan pekerjaan. Data Nataru tahun lalu mencatat 4.808.364 orang keluar DIY dan 4.695.577 orang masuk DIY, menunjukkan tingginya tingkat mobilitas di wilayah ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Wisata Bali Utara, Gerbang Handara Semakin Diminati Turis Mancanegara
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




