Advertisement

Survei Nielsen: Pembaca Koran Didominasi Kaum Kerah Putih

Nugroho Nurcahyo
Selasa, 10 April 2018 - 12:07 WIB
Nugroho Nurcahyo
Survei Nielsen: Pembaca Koran Didominasi Kaum Kerah Putih Seminar Nielsen, The 020 (Offline to Online) of Conventional and Digital Media di Artotel, Jl Kaliurang, Sleman. - Harian Jogja/Nugroho Nurcahyo

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Media cetak masih menjadi media yang dipilih hampir 4,7 juta dari total 9,8 juta total pembaca media massa di Indonesia. Demikian hasil survei Nielsen pada 2017.

"Dari sebanyak 9,8 juta jumlah pembaca media massa di Indonesia, terdapat 1,1 juta yang membaca kedua platform baik cetak maupun media daring" kata Hellen Katherina, Executive Director Media Nielsen Indonesia dalam Seminar Nielsen, The 020 (Offline to Online) of Conventional and Digital Media, di Artotel Jl Kaliurang, Depok, Sleman, Selasa (10/4/2018).

Advertisement

"Jadi yang membaca keduanya juga ada, ini karena ada peralihan dari pembaca teks di print media, ke digital media. Tapi pada dasarnya mereka sama-sama menyenangi informasi dalam bentuk teks hanya bisa mengkonsumsinya dalam dua platform yang berbeda."

Menurut Hellen, berdasarkan hasil survei Nielsen pada 2017 itu, alasan utama pembaca menjatuhkan pilihan pada media cetak karena dianggap menyajikan informasi yang tidak begitu terdistorsi dan lebih bisa dipercaya.

"Pembaca masih memilih print media karena menganggap tidak ada hoaks dalam media cetak. Beda dengan media massa online yang sulit membedakan mana media hoaks mana media yang bisa dipercaya," jelas Hellen.

Hellen mengungkapkan pembaca aktif media cetak di Indonesia saat ini terbagi menjadi sebesar 38% atau terbanyak, berasal dari generasi milenial (saat ini berusia 20-34 tahun), disusul 36% dari generasi X (saat ini usia 35-49 tahun), 13 % generasi Baby Boomers (usia 50-64) dan 10% dari Generasi Z (usia 10-19).

Pembaca media cetak, kata Hellen, didominasi Generasi X dan Milenial yang dari kelas sosial menengah ke atas, kebanyakan aktif bekerja dan mandiri, atau kaum kerah putih. Mereka juga memiliki daya beli yang kuat, dan berpengaruh di lingkungannya.

"Rata-rata pengeluaran pembaca media cetak Rp1 juta lebih tinggi dari pengeluaran rata-rata perorangan secara umum."

Survei memunculkan angka pembaca media cetak terbanyak dari kelas ekonomi upper yang menempati posisi tertinggi pembaca cetak sebanyak 54%, disusul kalangan middle (40%).

"Hasil survei kami, pembaca cetak kelas lower hanya menyumbang sembilan kali lebih rendah dari kelas upper, atau hanya 6 persen dari total pembaca media cetak," kata Hellen.

"Ini artinya pembaca media cetak didominasi kalangan usia matang, dan memegang pengaruh di sebuah organisasi atau mereka-mereka yang sekarang menjadi decision maker," jelas Hellen.

Dari media cetak yang dilahap oleh 4,7 juta pembaca, koran memimpin di antara industri media cetak lainnya. Persentasenya mencapai 83%. Adapun tabloid hanya memiliki pentrasi sebesar 17% dan majalah (15%).

"Tapi ingat, pembaca digital di Indonesia terus tumbuh. Saat ini kami mencatat sudah ada 6,7 juta pembaca digital di Indonesia," ujar Hellen.

Secara keseluruhan, media cetak berada di urutan kelima penetrasi media di antara semua media. Media cetak hanya berada di atas televisi berbayar dan bioskop dan berada di bawah radio, internet, publikasi luar ruang, dan televisi yang menduduki posisi puncak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo

News
| Kamis, 25 April 2024, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement