Advertisement

Di Gunungkidul, Menkominfo Ajak Santri Lawan Radikalisme & Terorisme

Herlambang Jati Kusumo
Senin, 21 Mei 2018 - 18:37 WIB
Nina Atmasari
Di Gunungkidul, Menkominfo Ajak Santri Lawan Radikalisme & Terorisme Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara di Ponpes Al Mumtaz, Beji, Patuk Senin (21/5/2018). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL -Sambangi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mumtaz di Beji, Patuk, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, mengajak para santri dan pengajar menjauhi paham radikalisme, yang kini mulai tersebar di dunia maya.

Rudiantara mengajak melawan berita atau ajaran radikalisme, ajaran terorisme dan ajaran negatif lainnya yang tersebar di media sosial.

Advertisement

"Mari bersama-sama mengcounter hal negatif tersebut. Mari sebarkan hal-hal baik di media sosial," ujarnya saat kegiatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), bakti sosial dan safari Ramadan di Ponpes Al Mumtaz, Senin (21/5/2018).

Ia menegaskan pemblokiran konten radikalisme yang telah dilakukan Kemenkominfo selama ini masih belum cukup untuk mengatasi bahaya radikalisme dan terorisme. “Dunia pendidikan atau pesantren ini lebih efektif mencegah hal negatif tersebut,” ucapnya.

Rudiantara mengaku mendukung perubahan kebijakan yang dilakukan oleh Ponpes Al Mumtaz, yang dahulu tidak memperbolehkan para santrinya untuk membawa telepon genggam, dan kini diperbolehkan untuk kepentingan pembelajaran.

Ia berharap dengan diperbolehkannya para santri tersebut, dapat dimanfaatkan untuk hal positif. Menurutnya ponsel merupakan pisau bermata dua, bisa berdampak positif ataupun negatif. Dia mewanti-wanti pada para santri untuk dapat memilah info yang benar.

“Harus dimanfaatkan dengan baik alat komunikasi tersebut, misal menyebarkan syiar Islam kebaikan, lalu pemikiran positif, mempromosikan usaha yang dibuat. Saya berharap kebijakan penggunaan telepon genggam harus dikawal oleh para ustad yang mengajar, jangan dilepas, karena masih usia rentan. Untuk para santri jika menemukan konten yang aneh segera tanyakan ke ustad,” ujarnya.

Ia berharap pada 2030 mendatang para santri tersebut saat memasuki usia produktif dapat berguna bagi bangsa dan negara. Rudianta berharap mereka menjadi pemimpin yang baik, jauh dari radikalisme.

Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi mengatakan pihak Pemkab juga berupaya mencegah paham radikalisme masuk. “Kominfo termasuk di Gunungkidul memiliki peran strategis, saya sudah menghimbau ke Kepala Dinas untuk turut mengamati konten-konten yang berbau radikalisme. Kami cuma mengusulkan, semisal nanti ada temuan,” ucapnya.

Ia mengatakan paham yang berindikasi terorisme menjadi prioritas awal, dan kedua konten yang merusak persatuan umat. Immawan mengatakan pendidikan di sekolah juga harus diperhatikan untuk menjauhi paham radikalisme.

Pimpinan Ponpes Al Mumtaz, Khoeron Marzuki mengatakan dalam sejarah bangsa Indonesia, para santri turut berjasa, sehingga hal tersebut harus diwarisi hingga saat ini.

"Pesantren punya andil besar dalam pembangunan negara. Kewajiban moral dan nyata untuk menjaga NKRI bagi pesantren. Cinta tanah air selalu kita tanamankan, Insya Allah tidak ada yang ngebom," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement