Advertisement
Cegah Anak Terpapar Pornografi, Dosen UMY Gelar Pelatihan Parental Control

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL- Kemajuan teknologi yang ada saat ini sangat lekat interaksinya dengan kehidupan sehari-hari dan memberikan kemudahan bagi manusia dalam menjalankan rutinitasnya.
Gadget berupa telepon genggam misalnya, merupakan perangkat utama untuk melakukan berbagai macam aktivitas, mulai berkomunikasi hingga sebagai alat hiburan yang terkoneksi ke Internet dan digunakan oleh pengguna dari berbagai rentang usia. Meski demikian, pengguanaan gadget semacam ini harus mendapatkan pengawasan khusus apabila digunakan oleh anak agar mereka tidak terpapar bahaya yang mengintai di dunia maya, terutama bahaya pornografi.
Advertisement
Berangkat dari perhatian ini, dua dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarata (UMY), yakni Ratih Herningtyas dan Frizki Yulianti Nurnisa memberikan pelatihan parental control kepada Pengurus Ranting Aisyiyah (PRA) Tamantirto Utara untuk mengurangi paparan pornografi kepada anak melalui gadget, Senin (20/8/2018).
“Kegiatan ini merupakan Program Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Dikti dan merupakan kelanjutan dari penyuluhan bahaya pornografi untuk anak yang kami laksanakan sebelumnya,” ujar Ratih, seperti dikutip dari rilis yang diterima Harianjogja.com, Kamis (23/8/2018).
BACA JUGA
Ratih menyebut, pelatihan tersebut ditujukan kepada ibu dan juga guru dari PRA Tamantirto Utara. Sebab, mereka adalah pihak-pihak yang berinteraksi langsung dengan anak-anak. Orang tua dan guru diharapkan menjadi garda depan dalam mengontrol apa yang anak konsumsi melalui telepon pintar
"Juga mengurangi akses mereka terhadap pornografi. Terlebih karena ibu umumnya punya kecenderungan agar anaknya tidak rewel lalu anak diberi gadget supaya sibuk dan ibu bisa mengerjakan aktivitas lainnya,” jelas Ratih.
Frizki menambahkan, kontrol dari orang tua perlu dilakukan karena ada banyak aplikasi yang sebenarnya memiliki konten yang tidak baik jika dikonsumsi oleh anak-anak. “Untuk gadget berbasis Android misalnya, ada banyak game di play store yang mencantumkan bahwa game tersebut layak dikonsumsi oleh anak dalam rentang tiga tahun ke atas, padahal konten di dalam game tersebut menampilakan adegan seksual. Ini tidak layak dilihat untuk anak pada umur yang masih belia."
Apabila anak sudah terpapar dengan pornografi dan biasa dengan hal itu, Frizki khawatir mereka bisa mengambil kesimpulan yang salah atau terpicu melakukan hal yang sama.
Widani, Kepala Taman Kanak-Kanak ABA Godekan, selaku salah seorang peserta menyampaikan, pelatihan itu sangat bermanfaat bagi orang tua dan pendidik. “Terutama untuk kami yang kurang paham dengan fasilitas yang ada pada gadget, pelatihan ini memberikan wawasan baru untuk tetap bisa memantau apa yang dilihat anak ketika menggunakan internet,” ungkapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Peringatan Dini BMKG DIY! Waspada Hujan Lebat Disertai Angin Sore Ini
- Bertandang ke Markas Persipal, PSS Sleman Unggul 2 Gol di Babak Pertama
- Tinjau Translok Imogiri Bantul, Wamen Tranmigrasi: Mereka Nyaman dan Bahagia
- Apindo DIY Sebut Perlunya Bantuan Subsidi Upah hingga Akhir Tahun
- Mutasi Pejabat Kulonprogo, Kepala Dislautkan dan Dispertapa Tukar Guling
Advertisement
Advertisement