Advertisement

Siswa SMKN 1 Pundong Ciptakan Alat Pendeteksi yang Dihubungkan ke Toa Musala

M115
Kamis, 20 September 2018 - 11:50 WIB
Bhekti Suryani
Siswa SMKN 1 Pundong Ciptakan Alat Pendeteksi yang Dihubungkan ke Toa Musala Pemasangan alat pendeteksi banjir di Dusun Kedungjati, Selopaimoro, Imogiri, pada Senin (17/9/2018). - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL- Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pundong, Bantul menciptakan alat pendeteksi banjir. Karya mahasiswa jurusan Teknik Audio Video dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik itu dipasang di Sungai Oya yang melintasi Dusun Kedungjati, Selopaimoro, Imogiri, pada Senin (17/9/2018) lalu.

Pemasangan alat tersebut dimaksudkan agar warga dapat mengetahui saat datang musibah banjir. Sensor dalam alat tersebut akan berbunyi saat terjadi banjir.

Advertisement

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan SMKN 1 Pundong, Sutopo mengatakan pemasangan alat deteksi banjir ini merupakan bagian dari program bakti sosial yang digelar setahun sekali.

Pihak sekolah memilih lokasi tersebut karena Padukuhan Kedungjati merupakan salah satu daerah di pinggir Sungai Oya yang rawan banjir. Pada November 2017 lalu, banjir menggenangi wilayah padukuhan ini hingga ketinggian sekitar dua meter.

“Program bakti sosial ini dilaksanakan secara rutin setiap tahun dan tahun ini kami sengaja memilih tempat ini karena kemarin wilayah Kedungjati dan sekitarnya terkena dampak banjir. Ini harapannya warga sekitar dapat terbantu, karena sebelum banjir besar datang sudah ada peringatan dini dari alat ini,” Kata Sutopo, Selasa (18/9/2018).

Alat deteksi banjir karya siswa Jurusan Teknik Audio Video dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang dipasang di pinggir sungai berbentuk paralon, dilengkapi sensor air. Alat tersebut kemudian dihubungkan ke piranti pengeras suara dan sirine yang diletakkan di musala yang berjarak sekitar 50 meter dari sungai. Dalam ketinggian tertentu, sensor air akan mengirim sinyal ke pengeras suara yang akan dikonversikan menjadi bunyi sirine.

Lebih lanjut Sutopo menjelaskan terdapat tiga sensor dalam alat deteksi banjir tersebut. Sensor akan mengirim sinyal ke sirine ketika sensor kedua dan ketiga telah terkena air. Sensor kedua akan membunyikan sirine berupa peringatan agar warga bersiap-siap karena ketinggian air di Sungai Oya mulai naik.

Sedangkan sensor ketiga akan membunyikan sirine sebagai tanda warga harus mengungsi karena ketinggian air sudah meningkat dan dimungkinkan segera masuk ke permukiman penduduk.

“Cara kerja detektor ini kalau terkena air pada sensor paling bawah belum membunyikan alarm. Kemudian air mengenai sensor kedua yang berada di atasnya, alarm akan berbunyi untuk peringatan pertama. Dan kalau air sudah mengenai sensor ketiga yang paling atas itu artinya sudah tanda bahaya. Suara sirine kami buat berbeda dan kami setting berbunyi selama lima menit dan dapat didengar dalam radius dua kilometer,” jelasnya.

Kepala Dukuh Kedungjati, Ngatiyo, yang menuturkan alat detektor banjir tersebut sangat membantu warga untuk mengetahui jika banjir datang. Sebelumnya, warga sering merasa was-was terjadi banjir saat hujan datang dengan intensitas tinggi. Guna mengetahui datangnya banjir, warga hanya sebatas mengawasi di pinggiran sungai, namun mengalami kendala pada saat malam hari.

“Sangat terbantu, karena warga di RT 04 yang masuk dalam peta rawan banjir sendiri berjumlah 22 keluarga dengan 120 jiwa. Nanti warga bisa dengan cepat mengetahui kalau ada banjir. Kalau dulu kan kami hanya ronda, jadi kalau banjir datang tiba-tiba ya tidak sempat mengungsi,” Ujarnya.

Perlengkapan detektor banjir buatan siswa SMK Negeri 1 Pundong ditaksir telah menghabiskan anggaran senilai Rp10 juta. Alat ini juga dilengkapi dengan UPS (Uninterruptible Power Supply) yang berfungsi untuk menyimpan daya. Sehingga, meski dalam kondisi arus listrik padam, alat detektor ini masih berfungsi dan dapat membunyikan sirine.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polisi Temukan 3 Proyektil Peluru di Jasad Wanita Korban Penembakan di Kapus Hulu Kalbar

News
| Sabtu, 20 April 2024, 15:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement