Advertisement

Dua Kelompok Massa Geruduk DPRD DIY, Protes Beras Impor Hingga Investasi Asing

Irwan A Syambudi
Senin, 24 September 2018 - 13:50 WIB
Bhekti Suryani
Dua Kelompok Massa Geruduk DPRD DIY, Protes Beras Impor Hingga Investasi Asing Gerakan Mahasiswa Peduli Agraria (Gempa) melakukan orasi di halaman DPRD DIY saat memperingati Hari Tani Nasional, Senin (24/9/2018). - Harian Jogja/Irwan A. Syambudi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Peringatan Hari Tani Nasional dilakukan ratusan masa aksi di halaman Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY. Ratusan masa aksi tersebut tergabung dalam dua kelompok berbeda.

Satu masa aksi tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Agraria (Gempa) melakukan orasi di halaman DPRD DIY. Mereka terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) DIY; Lembaga Bantuan Hukum (LBH) DIY; Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia ( ISMPI); Pembebasan; Sanggili; dan sejumlah kelompok lainnya.

Advertisement

Dalam orasinya mereka mengkritisi kebijakan impor beras yang menyengsarakan petani. Koordinator Lapangan dalam aksi tersebut Affan Ghaffar mengatakan bahwa aksinya adalah murni dari keresahan dan kajian yang dilakukan. "Tidak ada oknum yang menggerakkan, kami bergerak atas keresahan dan hasil kajian yang telah kami diskusikan bersama," katanya, di sela-sela aksi, Senin (24/9/2018).

Sementara itu satu kelompok masa aksi lainnya yang tergabung dalam Aliansi Peduli Petani (API) melakukan orasi di loby gedung DPRD DIY. Selian membawa spanduk untuk menyuarakan tuntutannya, mereka juga membunyikan kentongan.

Aliansi Peduli Petani (API) menggelar spanduk saat demonstrasi di Loby DPRD DIY memperingati Hari Tani Nasional, Senin (24/9/2018)./Harian Jogja-Irwan A. Syambudi

Kordinator Aksi, Restu Bagaskara mengatakan aksinya di DPRD DIY adalah untuk menyuarakan nasib petani bertepatan dengan peringatan Hari Tani Nasional. Menurutnya selama ini petani belum benar-benar memperoleh kesejahteraan lantaran banyak kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap petani.

"Adanya UU Pengadaan Tanah itu kemudian masuk investasi besar ke Indonesia. Rezim Jokowi juga pro terhadap investasi asing, sehingga salah satu praktiknya adalah monopoli tanah yang dikuasai perusahaan dan investor. Jadi banyak penggusuran, petani kehilangan tanahnya, sehingga tidak dapat bertani lagi," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Yusril Serahkan Berkas Putusan Asli MK ke Prabowo Subianto

News
| Selasa, 23 April 2024, 21:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement