Advertisement
4 Hektare Lahan Jati Terbakar di Bantul
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Lahan tanaman jati seluas sekitar empat hektare di Dusun Lanteng II, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, terbakar, Senin (24/9/2018) pagi. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, tetapi proses pemadaman membutuhkan waktu sekitar empat jam.
Medan yang sulit dan kencangnya hempasan angin membuat semprotan air selang tangki kendaraan pemadam kebakaran sulit untuk menembus titik api. Selain melalui kendaraan pemdam, petugas pemadam kebakaran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan warga sekitar juga melakukan pemadaman manual dengan ranting dan daun basah.
Advertisement
Khoirul Umam, salah satu petugas pemadam kebakaran mengaku medan lokasi kebakaran cukup menyulitkan, berada di lahan yang cukup miring. "Sjak kami turun [mulai melakukan pemadaman] pukul 10.00 WIB, sekitar pukul 14.00 WIB barus selesai," kata Khoirul.
Khoirul belum mengetahui pasti penyebab kebakaran lahan milik Medi Utomo itu. Namun berdasarkan keterangan warga, sumber api awalnya muncul dari tumpukan sampah kering yang ada di pinggir jalan, kemudian merembet sampai membakar lahan yang ditanami pohon jati dan senokeling tersebut.
Tumpukan sampah sumber awal api itu memang bekas dibakar dua hari lalu. "Apakah karena tumpukan sampah ini kami belum tahu. Penyebabnya masih diselidiki," kata Khoirul.
Menurut dia, di lokasi yang sama yang hampir berdampingan, lahan pohon jati juga terbakar lebih dari satu hektare.
Ia mencatat dalam bulan ini kebakaran lahan di Selopamioro, Imogiri sudah tercatat empat kasus.
Proses pemadaman lahan harus dilakukan manual karena lahan sulit. Setelah api padam, kata Khoirul, petugas pemadam kebakaran tidak lantas meninggalkan lokasi kejadian, tetapi harus menunggu beberapa saat karena dikhawatirkan masih ada sisa bara api yang dapat memicu kebakaran lagi ketika tertiup angin, terlebih sebagian besar lahan banyak daun dan rumput kering.
Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto mengaku kebakaran lahan akhir-akhir ini mendominasi terutama di wilayah Imogiri, Kretek, Dlingo, dan Piyungan. Sebab keempat kecamatan tersebut yang paling banyak lahan hutan. Menurut dia, sebagian besar pemantik kebakaran lahan adalah adanya pembakaran sampah kemudian ditinggal sebelum benar-benar padam.
"Kami selalu mengimbau mayarakat agar tidak membakar sampah sembarangan. Membakar sampah sebaiknya dilokalisir yang jauh dari lahan yang mudah terbakar," kata Dwi.
BPBD mencatat jumlah kebakaran selama tahun ini hingga September mencapai 129 kasus. Jumlah tersebut sudah melebihi angka kebakaran yang terjadi selama setahun di 2017, yakni 116 kasus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kereta Api Terlambat, Daops 6 Yogyakarta Minta Maaf
- PENINGKATAN KAPASITAS SDM WISATA: Dispar DIY Gelar Pelatihan Penyelenggaraan Event
- Dari Luar Negeri? Jangan Lupa Isi e-CD Jika Turun di YIA
- 576.619 Penumpang Mudik Naik KAI Commuter Wilayah 6 Yogyakarta selama Lebaran 2024
- DPD Golkar Kota Jogja Pastikan Penjaringan Singgih Raharjo Tak Ada Masalah Meski Masih Jadi Pj Wali Kota
Advertisement
Advertisement