Advertisement

Eky, Siswa Berkebutuhan Khusus Raih Medali Olimpiade Sains Nasional (OSN)

Abdul Hamied Razak
Senin, 16 September 2013 - 13:05 WIB
Nina Atmasari
Eky, Siswa Berkebutuhan Khusus Raih Medali Olimpiade Sains Nasional (OSN)

Advertisement

[caption id="attachment_447953" align="alignleft" width="450"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/09/16/eky-siswa-berkebutuhan-khusus-raih-medali-olimpiade-sains-nasional-osn-447950/siswa-abk-jadi-juara-abdul-hamied-razak" rel="attachment wp-att-447953">http://images.harianjogja.com/2013/09/siswa-abk-jadi-juara-abdul-hamied-razak.jpg" alt="" width="450" height="338" /> Eky Waskita Aji (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)[/caption]

Disabelitas bukan halangan bagi siswa untuk menyabet prestasi. Dengan kemauan belajar yang keras, pendampingan dari guru yang memahami dan dukungan orangtua, anak dengan disabelitas pun dapat berprestasi. Berikut laporan wartawan Harian Jogja Abdul Hamied Razak.

Advertisement

Bentuk tubuh Eky Waskita Aji, 17, memang tidak sempurna. Untuk ukuran tubuh remaja seusianya, tinggi Eky hanya sekitar 70 centimeter. Kedua kaki dan tangan Eky tumbuh tak sempurna. Meski begitu, ketidaksempurnaan Eky justru menjadi pemicu dia untuk mengejar prestasi.

Siswa kelas 11 di SMA Muh 7 Jogja itu belum lama ini, menyabet medali perunggu pada ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMA-MA 2013 yang diselenggarakan di Bandung, Senin-Sabtu (2-8/9) dari Dirjen Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK).

Mengangkat penelitian berjudul Pemanfaatan Sampah Plastik Gelas Air Mineral sebagai Pengganti Mika Pin, Eky membawa nama harum sekolah dan DIY. Sesuai judul karyanya, putra pertama pasangan Sudirja seorang wiraswasta dan Ida Novianti ibu rumah tangga itu, memanfaatkan sampah bekas gelas air mineral sebagai pengganti mika.

"Selain menjadi bahan alternatif, penggunaan sampah juga ramah lingkungan. Hasilnya juga bagus kok, bisa lebih bagus dari bahan mika," ujar kakak Arvala Yoga Kumara, 6 dan Hisbullah Arya Abib Praya, 3 kepada Harian Jogja, Sabtu (14/9/2013) di sekolahnya.

Meski memiliki keterbatasan fisik, dia merasa tidak grogi saat melakukan presentasi dihadapan para dewan juri. Pun ketika Harian Jogja menghampirinya.

Rasa percaya dirinya ternyata cukup tinggi. Saat berjalan dengan kedua kakinya yang mungil, tak menjadi persoalan buat Eky. Bahkan, Eky dengan lincahnya menaiki dan menuruni tangga beton di sekolahnya.

"Saya bisa akrobat, kepala di bawah dengan kaki di atas, seperti ini," ujar Eky sembari memperagakan teknik akrobat, meyakinkan diri kalau dia memiliki kelebihan.

Dia pun mengaku suka bernyanyi, meski tak pernah menjuarai lomba menyanyi. "Saya suka musik-musik aliran keras. Tapi masih belum terpikirkan punya grup band sendiri. Kalau ada yang mau nggak apa-apa," katanya.

Penggemar Ucok Baba itu pun memiliki cita-cita menjadi seorang motivator ulung untuk memberi semangat kepada anak berkebutuhan khusus (ABK).

Pasalnya, anak-anak ABK banyak yang tidak percaya diri meskipun secara pemikiran bisa dilakukan. "Aku mau kuliah dan masuk fakultas psikologi, kalau bisa UGM. Aku senang bisa memberi motivasi kepada ABK-ABK," ujar Eky.

Baginya, kekurangan fisik yang dia miliki dijadikan sebagai motivasi untuk meraih prestasi. Adapun kelebihan yang dimiliki akan dimanfaatkan untuk kebaikan. "Saya punya prinsip pantang pulang sebelum tumbang. Sempat awal masuk sekolah ini saya minder. Tetapi, setelah beradaptasi dengan teman-teman menjadi biasa," tutur siswa jurusan IPS itu.

Terkadang, Eky ke sekolah di antar atau naik angkot dari rumahnya di Asrama Polri Kyai Mojo. Tak jarang pula teman-temannya mengantar. Dia mengaku, didikan orangtua membantunya bisa bertahan bersosialisasi di masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kasus Korupsi Sritex, Kejagung Periksa 2 Komisaris Bank Jateng

News
| Jum'at, 27 Juni 2025, 10:47 WIB

Advertisement

alt

Pendaki Asal Brasil Jatuh di Gunung Rinjani Dievakuasi

Wisata
| Sabtu, 21 Juni 2025, 17:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement