Advertisement
KAPAL TERDAMPAR : Warga Berebut Puing Kapal Akau Jaya Sembilan

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Kapal nelayan KM Akau Jaya Sembilan karam. Puing-puing kapal berceceran di Pantai Toroudan, Desa Kanigoro Kecamatan Saptosari Gunungkidul. Namun di balik musibah, ada saja warga yang mencari keuntungan.
Musibah yang terjadi membawa kengerian bagi warga sekitar Pantai Toroudan. http://www.harianjogja.com/baca/2013/10/11/kapal-terdampar-mayat-nelayan-di-pantai-gunungkidul-berhasil-diidentifikasi-455442">Seorang awak kapal ditemukan dalam kondisi tak bernyama sedangkan delapan yang lain masih hilang.
Advertisement
Kapal besi dengan panjang sekitar 40 meter itu rusak parah dan banyak bagian kapalnya yang hancur berkeping-keping. Kerusakan kapal bercat putih itu kian menjadi-jadi saat ombak besar menghantamnya.
Karno Jemiko, salah satu warga yang menyaksikan kapal itu berkali-kali menghela napas panjang. Dia membayangkan bagaimana perasaan awak kapal menjelang detik-derik terdamparnya kapal. "Saya ikut sedih membayangkan keluarganya yang ditinggal. Ngeri dan kasihan," papar dia di Pantai Toroudan, Kamis (10/10/2013).
Namun, selain kengerian warga juga mendapatkan kesenangan. Mereka berebut puing-puing kapal dan barang bawaan yang berserakan di pantai maupun perairan tepi pantai. Ponijan dan Samiyo yang paling nekat.
Mereka dengan sigapnya lari ke perairan untuk menyambar kayu-kayu yang merupakan sisa kapal. Mereka tak menghiraukan besarnya ombak yang menerjang.
Seperti bermain kucing-kucingan dengan ombak, begitu ombak sedang jauh, mereka berlari-lari menuju tengah untuk mengambil benda apa saja yang terapung. Begitu ombak mendekat, mereka segera menyingkir.
Warga lain pun hanya bisa meneriaki mereka untuk berhati-hati. Pemandangan itu membuat jantung terpacu lantaran gelombang memang sedang tinggi.
Ponijan dan Samiyo tak sendiri dalam mengumpulkan puing dan benda dari kapal karam. Warga lain pun ikut rebutan. Tua, muda, laki-laki dan perempuan saling berebut puing.
Ada berbagai jenis barang seperti sebuah pintu kecil, kayu-kayu panjang dan pendek, tali, karpet, tabung, dompet, hingga sejeriken oli.
"Barang ini ya digunakan sebisanya nanti buat apa. Selain dikumpulkan, kami juga melakukan ini untuk membersihkan pantai. Banyak paku juga," papar Ponijan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Terdampak Cuaca, Harga Cabai di Kulonprogo Rp60 Ribu per Kilogram
- Batal Pakai APBD, Anggaran MBG Gunungkidul Rp12 Miliar Dialihkan
- Musim Hujan Lebih Awal, Pakar UGM: Awas Banjir dan Longsor!
- Tugu Brosot Ditabrak Truk, Kini Sudah Dibangun Baru
- Warga Mangir Keluhkan Perusahaan Menara Seluler Belum Bayar Sewa
Advertisement
Advertisement