Advertisement
Wilayah Selatan Kulonprogo Berpotensi Diterapkan Pertanian Sistem Surjan
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO-Pertanian sistem surjan (baju bermotif kain lurik) berpotensi diterapkan di wilayah selatan Kulonprogo. Sistem surjan mengadopsi pola selang-seling pada kain lurik. Dalam sistem pertanian ini lahan atas digunakan untuk menanam sayur dan palawija, sedangkan lahan bawah untuk menanam padi.
Berdasarkan data yang dihimpun Harian Jogja,sebanyak 815 hektare dari 5.000-an hektare areal persawahan di Kulonprogo menerapkan sistem surjan, yang terdiri dari 450 hektare di Kecamatan Panjatan, 338 hektare di Kecamatan Wates, 12 hektare di Kecamatan Pengasih, dan 15 hektare di Kecamatan Temon.
Advertisement
Ketua Kelompok Tani Eko Martani Pedukuhan Jetis, Desa Sogan, Kecamatan Wates, Muhammad Nurobi menyebutkan, luas lahan surjan di wilayahnya sekitar 25 hektare. Menurutnya, pembuatan sistem surjan memberi keuntungan ekonomis karena lahan bisa dimanfaatkan untuk dua jenis tanaman sekaligus.
“Kebutuhan beras mencukupi dan masyarakat juga dapat mengambil palawija serta sayuran sehingga mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” jelasnya dalam acara labuh tandur di Jetis, Sogan, Wates, Senin (9/12/2013).
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo, Bambang Tri, menguraikan, sistem surjan menjadi strategi untuk mengatasi musim hujan dan meminimalkan kemungkinan gagal panen. “Sebab menanam dua jeni tanaman sekaligus,” katanya. Keuntungan lainnya, panen bisa dua atau tiga kali dalam satu musim tanam padi.
Ia tidak menampik jika dilihat dari segi produktivitas, panen padi relatif lebih sedikit karena lahan bagian atas sudah digunakan untuk sayuran dan palawija, namun dari sisi pendapatan, petani lebih diuntungkan.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, menilai, sistem surjan merupakan sistem penanaman yang efktif dan produktif. “Kami menggerakkan masyarakat petani untuk menerapkan sistem ini, selain untuk meningkatkan pendapatan juga menghasilkan keanekaragaman pangan,” terangnya. (Switzy Sabandar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Hilang 3 Hari, Nenek Sumiyem Ditemukan Selamat di Kebun Tebu Karanganyar
- Balon Udara Terbakar saat Festival di Pekalongan & Wonosobo, Acara Tetap Meriah
- 10 Berita Terpopuler : Adik Tiri Bupati Sragen Pasang Baliho-Syawalan di Klaten
- Polrestabes Medan Tangkap Kurir Narkoba Jaringan Malaysia, Sita 23,8 Kg Sabu
Berita Pilihan
Advertisement
Tertidur 22 Tahun Gunung Ruang Erupsi, Gempa hingga 944 Kali dalam Satu Hari
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY 17 April 2024
- Makna Tradisi Syawalan, Ini Penjelasan Para Tokoh Lintas Agama
- Volume Sampah Lebaran Naik, TPA Piyungan Tidak Tambah Kuota Pembuangan
- 2 Pelaku Biang Onar Takbiran di Mergangsan Ditangkap
- Nilai Tukar Rupiah Melemah, Disperindag DIY Mewaspadai Kenaikan Harga Pangan
Advertisement
Advertisement