Advertisement
HARI LINGKUNGAN HIDUP : SBY Dinilai Gagal Menjaga Lingkungan Hidup
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Hari lingkungan hidup jatuh pada Kamis (5/6/2014) diperingati puluhan mahasiswa tergabung dalam HMI Cabang Jogja Raya Komisariat Sekolah Tinggi Tehnik Lingkungan (STTL) dengan menggelar aksi unjuk rasa di perempatan Gedongkuning, Banguntapan Bantul.
Mahasiswa menilai pemerintah dibawah kepemimpinan SBY-Boediyono gagal dalam menjaga kelestarian hidup. Kegagalan dibuktikan dari hilangnya 2.31 juta hektar hutan akibat berdirinya industri melakukan ekploitasi, pembalakan liar, dan alih fungsi hutan.
Advertisement
Aktivis Muhammad Fahmi dalam orasinya mengatakan kegagalan SBY menjaga kelestarian lingkungan hidup ditunjukkan dari pembangunan infrastruktur yang tidak terkendali. Pemerintah terlalu memberi peluang pihak asing sehingga eksploitasi.
"Eksloitasi terhadap sumber daya alam semakin parah adanya pertambangan, pembalakan hutan, pengalihan fungsi lahan, transmigrasi dan berbagai kebijakan-kebijakan yang berdampak pada kelestarian lingkungan," lantang Fahmi.
Ia memaparkan dalam kurun waktu 2004-2009 Indonesia sudah kehilangan 2.31 juta hektar hutan per tahun akibat pabrik, pembalakan liar dan alih fungsi lainnya.
Mewakili HMI, Fahmi menilai kondisi tersebut menyebabkan kerusakan lingkungan dan bencana datang dari berbagai arah seperti pencemaran air,udara dan tanah, lumpur lapindo, banjir tahunan di Jakarta dan banjir tak terduga dari berbagai daerah dan polusi.
"Itu semua karena pemerintah gagal membuat kebijakan yang melestarikan lingkungan hidup di negeri ini," imbuh Fahmi.
Aksi mahasiswa mendapatkan pengamanan aparat kepolisian juga diwarnai dengan membentangkan spanduk bertuliskan penolaka pemerintahan zalim dan campur tangan asing serta belasan poster bertuliskan diantaranya tuntutan realisasi UU Lingkungan Hidup no. 32 tahun 2009 dan penegakan keadilan ekologis. Mahasiswa juga membakar keranda sebagai simbol matinya fungsi kementrian lingkungan hidup.
Koordinator umum aksi mahasiswa Doni Kurniawan menyatakan sejak tahun 1972 beberapa negara baru menyadari bahwa bumi mengalami banyak kerusakan lingkungan hidup baik kabut asap hingga penyakit minamata ditandai banyak habitat satwa menghilang.
Adanya dampak tersebut, PBB menyelenggarakan konferensi tentang lingkungan hidup yang berlangsung di Stockholm, Swedia dan menetapkan 5 Juni hari lingkungan hidup sedunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pembangunan Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Sebanyak 135 Lokasi pada 2026
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
- Polisi Menangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ojol Pengantar Makanan di Pintu Masuk UGM
- KISAH INSPIRATIF: Kartini, Penjaga Warung Sayur yang Naik Haji Tahun Ini
Advertisement