Advertisement

Materi Bencana Sulit Masuk Kurikulum

David Kurniawan
Senin, 16 Juni 2014 - 18:22 WIB
Nina Atmasari
Materi Bencana Sulit Masuk Kurikulum Siswa mempraktikkan memadamkan api dengan karung goni saat acara Simulasi Siaga Bencana di SDII Al Abidin Solo, Kamis (24/4/2014). Praktik siaga bencana tersebut bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solo untuk memberi pengetahuan langkah partisipasi bencana kepada peserta didik. (Septian Ade Mahendra/JIBI - Solopos)

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY berencana memasukan materi kesiapsiagaan bencana kedalam materi bangku sekolah.

Rencanannya, materi ini dimasukkan dalam sekolah siaga bencana (SSB). Harapannya, materi yang diberikan mampu meminimalisir timbulnya korban saat terjadi bencana.

Advertisement

Salah satunya, materi SSB ini sudah mulai dikenalkan kepada elemen pengajar di SMK Negeri Ngawen, bersamaan dengan sosialisasi kurikulum 2013, Sabtu (14/6/2014). Bertempat di Aula SMK Negeri Ngawen, materi kesiapsiagaan bencana mulai dikenalkan.

Kepala BPBD DIY, Gatot Saptadi mengatakan, meski sudah mulai disosialisasikan, materi kesiapsiaga bencana ternyata tidak mudah dimasukan dalam kurikulum 2013. Hanya saja, materi ini tetap dapat diajarkan, namun diikutkan dalam mata pelajaraan yang sudah ada.

“Kami sudah membicarakan hal ini dengan dinas pendidikan, baik di provinsi atau kabupaten. Namun, ternyata tidak mudah masuk dalam materi kurikulum sendiri. Solusinya, pembelajaran ini akan dimasukan dalam mata pelajaran yang ada, misalkan Ilmu pengetahuan sosial,” katanya.

Gatot menjelaskan, penanggulangan bencana dititikberatkan pada pencegahan dan kesiapsiagaan. Untuk itu, BPBD terus mengembangkan sekolah siaga bencana. Seluruh elemen sekolah diajarkan untuk bisa paham dan tanggap saat terjadi bencana alam.

Lebih jauh dikatakan Gatot, DIY saat ini mengembangkan dua program kesiapsiagaan bencana. Yakni, pengembangan desa tangguh bencana dan sekolah siaga bencana. Diharapkan program yang diberikan untuk menanamkan sikap kesiapsiagaan bencana.

“Ini penting ketika terjadi suatu bencana. Jadi seluruh elemen sudah tanggap, sehingga bisa meminimalisir korban yang ada,” ungkapnya.

Staf Kesiapsiagaan BPBD DIY, Mahmujut menambahkan pembentukan sekolah siaga bencana nantinya di setiap mata pelajaran akan disisipi tentang pengenalan bencana alam. Harapannya, seluruh elemen sekolah, baik para guru atau siswa mengerti tentang kebencanaan.

“Wilayah kita sangat potensial terjadi bencana. Jadi, kesiapsiagaan ini perlu diberikan. Lebih baik mempersiapkan sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Targetnya, lebih dari 3 ribu sekolah di DIY menjadi sekolah tanggap bencana pada 2015 mendatang,” katanya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Negeri Ngawen, Basuki mendukung penuh langkah BPBD mencetuskan ide memasukkan materi kebencanaan dalam kurikulum 2013. Terlebih lagi, di Kecamatan Ngawen termasuk salah satu daerah yang berpotensi terjadi bencana.

“Program ini sangat membantu para guru dan siswa untuk tetap waspada terhadap potensi bencana yang terjadi,” katanya.

Dia berharap materi SSB yang dimasukkan ke dalam kurikulum bisa terus dikembangkan. Tujuannya, memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat terutama para siswa mengingat tingginya intensitas bencana alam.

“Sangat penting. Memang saat ini belum memberikan manfaat, tapi saat terjadi bencana baru akan merasakannnya,” tadas Basuki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Erick Thohir Rampingkan BUMN Jadi 65 Perusahaan

News
| Rabu, 06 Desember 2023, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya

Wisata
| Jum'at, 01 Desember 2023, 19:12 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement