Advertisement

Promo November

AIR DI JOGJA : Setiap Tahun Turun 30 Centimeter, Ini Penyebabnya

Senin, 15 September 2014 - 23:20 WIB
Nina Atmasari
AIR DI JOGJA : Setiap Tahun Turun 30 Centimeter, Ini Penyebabnya Tujuh orang tewas setelah seorang bocah mencoba mengambil uang Rp8.800 dari sumur ini. (Phnom Penh Post - Dailymail.co.uk)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Kondisi muka air tanah di beberapa wilayah di DIY terus mengalami penurunan di setiap tahunnya.

Makin tingginya pembangunan fisik dan konsumsi air baku menjadi penyebabnya. “Ada degradasi permanen rata-rata 20 centimeter sampai 30 centimeter per tahun,” ungkap Kepala Bidang Energi Sumber Daya Mineral Dinas Pekerjaan Umum DIY, Edi Indrajaya saat ditemui Harian Jogja, Jumat (12/9/2014).

Advertisement

Menurutnya, angka itu diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan semenjak 2012. Ia membagi penyebab faktor penurunan muka air tanah itu dari faktor alam dan manusia.

Faktor alam karena adanya musim kemarau dan kemudian kemungkinan tertutupnya pori-pori tanah karena peristiwa vulkanik Gunung Merapi.

Sedangkan faktor manusia karena semakin tingginya volume air yang diambil, belum lagi semakin gencarnya pembangunan fisik, sehingga membuat tergusurnya daerah resapan air.

Ia mengatakan, penurunan muka air tanah itu belum mencapai 20% dari panjang kedalaman air tanah, sehingga DIY belum dikategorikan daerah rawan.

Misalnya dengan kedalaman air tanah 100 meter, dengan penurunan yang terjadi setiap tahunnya itu belum mencapai 20 meternya sendiri. “Kalau dibiarkan bisa [rawan],” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement