Advertisement
TAHUN BARU IMLEK : Warga Berebut Angpau di Kelenteng Gondokusuman

Advertisement
Tahun baru imlek tidak hanya membagi kesukaan bagi warga keturunan Tionghoa tetapi juga setiap orang.
Harianjogja.com, JOGJA-Komplek Kelenteng Gondokusuman, di Jalan Brigjen Katamso, Jogja, Kamis (19/2/2015) tidak hanya dipadati jemaat Konghucu yang beribadah, namun banyak warga lain juga yang datang hanya untuk mendapat angpau.
Advertisement
Angpau atau semacam amplop kecil berisi uang ada dalam tradisi hari besar china. Sama halnya juga dengan kado Natal atau Tunjangan Hari Raya (THR) dalam tradisi Islam. Jemaat Konghucu pun memaknai angkpau sebagai bagian dari bagi-bagi rejeki di hari raya.
Hal itu dimanfaatkan warga untuk berbondong-bondong mengharap 'jatah' angpau dari para jemaah Klenteng. Bahkan ada warga yang sudah bertahun-tahun rutin ke Kelenteng hanya untuk mendapatkan angpau.
Ngatinem, 50, misalnya, warga Karanganyar, Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan ini sengaja datang ke Kelenteng bersama dua cucunya untuk meminta angpau.
"Alhamdulillah sudah dapat lumayan," kata Ngatinem yang enggan menyebut nominalnya saat ditanya Harianjogja.com, siang hari.
Ibu dari tiga anak dan tujuh cucu ini sudah datang ke Klenteng sejak pukul 09.00 WIB. "Biasa sampai malam baru pulang nanti," ucap dia.
Ngatinem sampai lupa sudah berapa kali datang ke Klenteng Gondomanan untuk berburu angpau. Seingat dia sudah lebih dari 15 kali ke Klenteng. Imlek tahun lalu, ia berhasil meraup sekitar Rp200.00.
Hal yang sama juga dilakukan Siti, 15, warga Prawirodirjan, Gondomanan, ini sengaja niat dari rumah untuk berburu angpau dari tiap jemaah yang selesai beribadah di Klenteng. "Kalau saya baru sekali kesini," ungkap Siti. Pelajar kelas II SMP ini berburu angpau untuk uang saku sekolah.
Pantauan Harian Jogja, sejumlah jemaah yang datang memang sudah menyiapkan uang receh pecahan, Rp2.000, 5.000, 10.000 sampai pecahan Rp20.000 khusus untuk dibagi-bagikan ke warga di luar Klenteng yang sudah menunggu.
Ada juga jemaah yang angpaunya dibungkus amplop atau kertas. Tidak hanya orang dewasa, jemaah anak-anak juga terlihat membagi-bagikan angpau. Mereka terlihat ceria saat membagi-bagikan angpau.
Salah satu jemaah Konghucu, Tatang Pang, 57, mengaku bagi-bagi angpau bagi warga tionghoa sudah semacam kewajiban terutama bagi yang sudah menikah. Namun bagi yang belum menikah tidak diwajibkan.
Angpau, menurutnya diberikan kepada siapa saja dengan jumlah nominal tidak terbatas. "Bagi kami angpau semacam rasa syukur atas rejeki dari yang maha kuasa," ujar Tatang seusai ibadah.
Ayah dari dua anak ini rutin ke Kelenteng. Tradisi Imlek ke Klenteng sudah dia lakukan turun temurun. Imlek tahun ini dia maknai sebagai tahun yang harus bekerja keras lagi dari tahun-tahun sebelumnya, karena tahun kambing kayu.
Selain berdoa untuk pribadi dan keluarganya, Tatang juga mendoakan untuk bangsa Indonesia agar selamat, aman, tentram, dan tidak ada masalah.
"Semuanya supaya diberikan keselamatan," harap Tatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemerintah Indonesia Diminta Jadi Juru Damai Konflik India dan Pakistan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Petugas BPBD Bantul Evakuasi Pekerja yang Tersengat Listrik di Banguntapan
- Belasan Peserta Seleksi PPPK Tahap II di Sleman Gugur Tanpa Lalui Seleksi Kompetensi
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
Advertisement