Advertisement
PILKADA BANTUL : Incumbent Sasar Guru Honorer

Advertisement
Pilkada Bantul untuk incumbent menyasar guru honorer.
Harianjogja.com, BANTUL- Kampanye jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Bantul kian masif. Calon incumbent dilaporkan mengajak para guru honorer agar mendukungnya saat pemilihan.
Advertisement
Masifnya kampanye jelang Pilkada itu diungkapkan Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Bantul Supardi. Ia mengklaim menerima laporan ihwal aktifitas kampanye politik oleh Bupati Bantul Sri Surya Widati, yang saat ini tengah menjalani seleksi calon bupati (cabup) oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Salah seorang guru honorer di Bantul kata dia melaporkan, Ida sapaan akrab Sri Surya Widati meminta dukungan kepada para guru honorer agar memilih dia saat Pilkada. Calon incumbent itu menjanjikan akan menaikan lagi besaran tunjangan penghasilan bagi guru honorer bila ia terpilih lagi sebagai bupati.
"Kalau sebelum-sebelumnya yang menyampaikan dukungan orang lain, tapi yang ini katanya disampaikan sendiri oleh bupati. Mereka dijanjikan akan dinaikan tunjangannya kalau ia terpilih lagi," ungkap Supardi, Senin (25/5/2015).
Hal itu disampaikan Ida saat menghadiri acara pembagian tunjangan penghasilan atau insentif bagi guru honorer. "Saya dilapori info itu minggu lalu, tapi pertemuan itu kapan saya lupa bertanya," lanjutnya.
Menurut Supardi, aktifitas kampanye politik itu memang tidak melanggar aturan kampanye karena saat ini belum masuk masa kampanye serta belum ada pendaftaran resmi calon bupati. Namun secara etika menurutnya tidak baik. "Secara etika jelas tidak baik karena ini belum masa kampanye, apalagi membonceng agenda pemerintah," lanjut dia.
Sri Surya Widati sebelumnya pernah dimintai konfirmasi ihwal aktifitas politiknya yang disebut kerap membonceng agenda pemerintah. Namun kepada media, Ida membantah hal itu. "Ya tidaklah [mendompleng agenda pemerintah], itu memang program Pemda. Dilaksanakan sebelum saya selesai," dalih Ida.
Pengurus Forum Guru Honorer Bantul, Sudarman mengklaim, tidak tahu menahu ihwal kampanye politik pada pertemuan guru honorer tersebut. Ia hanya tahu pertemuan itu digelar di gedung pertemuan, komplek perkantoran di daerah Manding, Bantul.
"Karena yang hadir saat Bu Ida datang, hanya guru honorer SD dan SMP. Sedangkan saya guru honorer SMA jadi tidak hadir," ungkap dia. Sementara saat pertemuan anggota forum, persoalan itu menurutnya tidak disampaikan oleh anggota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- 2 Kalurahan Gunungkidul Belum Bisa Cairkan Dana Desa Termin Kedua
- Jadwal DAMRI Jogja ke YIA Kulonprogo Selasa 16 September 2025
- Libur Panjang Berdampak Kenaikan 28 Persen Wisatawan di Sleman
- Kota Jogja Bahas Raperda Penyelenggaraan Keolahragaan
- Pemadaman Listrik Selasa 16 September 2025: Kalasan, Wonosari hingga Bantul
Advertisement
Advertisement