Advertisement
TRADISI JOGJA : Makam Panembahan Bodho Dikunjungi Ribuan Peziarah, Ini Sejarahnya
Advertisement
Tradisi Jogja berupa nyadran masih terus dilakukan.
Harianjogja.com, BANTUL -- Makam ulama besar bernama Raden Trenggono atau yang kerap disebut Panembahan Bodho yang terletak perbatasan antara Desa Wijirejo, Guwosari, dan Sendangsari, Pandak, Bantul ramai dikunjungi ribuan masyarakat memasuki bulan Ruwah menjelang bulan puasa atau Ramadan.
Advertisement
Masyarakat berkunjung ke makam tersebut untuk melakukan ritual doa sebagai bentuk baktinya terhadap leluhur, ritual doa yang konon merupakan ajaran dari para Wali tersebut dalam masyarakat dikenal dengan sebutan nyadran.
Ketua panitia acara nyadran Makam Sewu, Hariyadi mengatakan Panembahan Bodho memang dikenal oleh masyarakat sebagai tokoh ulama besar. Banyak peninggalan dari perjuangan beliau antaranya Masjid Kauman, beliau juga dikenal sebagai salah satu murid dari Sunan Kalijaga.
“Beliau (Panembahan Bodho) adalah Adipati Terung III namun karena lebih memilih untuk menyiarkan agama Islam maka beliau menolak jabatan Adipati, dari situ beliau sering disebut Bodho (Bodoh). Karena beliau adalah tokoh yang sangat disegani dan dianggap sesepuh dari Raja Panembahan Senopati maka masyarakat banyak yang datang ke makam beliau untuk mendoakan beliau,” katanya disela-sela upacara nyadran Makam Sewu, Senin (30/5/2016).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Kota Jogja Menggantungkan Pasokan Pangan dari Luar Daerah
- Penambahan Becak Listrik 50 Unit Ditarget Rampung pada 2026
- Memasuki Musim Hujan, Revitalisasi SAH di Kota Jogja Dikebut
- Walhi Sebut Ada Potensi Pencemaran Lingkungan di Proyek PSEL
- Bupati Bantul Minta APBKal Alokasikan untuk Penanganan Sampah Organik
Advertisement
Advertisement




