Advertisement
PERTANIAN KULONPROGO : Kurang 5 Hari, Melon Gagal Panen
Advertisement
Pertanian Kulonprogo menghadapi masalah curah hujan yang terlalu tinggi
Harianjogja.com, KULONPROGO-Curah hujan yang tinggi selama beberapa waktu terakhir merendam ratusan petak tanaman melon di Kecamatan Temon. Akibatnya, tanaman melon yang sudah hampir memasuki masa petik ini terancam gagal panen.
Advertisement
Sahono, salah satu petani di Desa Palihan, Temon, mengatakan bahwa tanaman melonnya sebenarnya sudah bisa dipetik dalam 5 hari ke depan setelah mencapai usia 60 hari. “Kukut sudah, tidak bisa diselamatkan,”keluhnya ketika ditemui di sawahnya, Rabu (5/10/2016).
Ia sendiri menggunakan lahan sewa seluas 1 hektar untuk menanam 15.000 bibit melonnya. Sebelumnya, Sahono memprediksi bahwa musim hujan sudah berakhir sehingga melon miliknya bisa dipanen dengan kondisi prima. Namun, hujan yang terus turun selama lebih dari sepekan terakhir membuat harapannya pupus.
Diprediksi, kerugian yang diderita berkisar Rp25 juta yang mencakup biaya operasionalnya semata. “Harga sewa lahannya belum masuk hitungan,” tambahnya.
Meski bukan kali pertama hujan mengakibatkan gagal panen namun Sahono mengatakan bahwa tahun ini merupakan yang terparah. Pasalnya, dari target panen sebanyak 7 truk melon namun hanya 1 truk yang bisa terealisasi.
Bambang, petani lainnya yang ditemui di lokasi yang berdekatan mengatakan sudah banyak petani yang mengikhlaskan tanamannya tidak bisa dipanen. “Lahan di sebelah utara ada sekitar 24.000 tanaman melon tidak bisa diselamatkan, semua gagal,” tambahnya.
Melon sendiri merupakan tanaman yang rentan sekali dengan air. Karena itu, jika terlalu banyak air yang masuk melalui pori-pori maka buahnya dipastikan akan membusuk.
Camat Temon, Jaka Prasetya mengatakan bahwa sebelumnya telah dilakukan pemantauan mengenai kondisi petani melon bersama sejumlah dinas terkait. Sebenarnya, sejumlah petani telah berupaya untuk menyelamatkan tanamannya dengan menyedot air yang menggenang dengan alat diesel. Namun, setelah hujan yang tak kunjung berhenti, petani kemudian tak lagi menlanjutkan usahanya.
Selain tanaman melon, Jaka memaparkan bahwa sejumlah tanaman semangka dan cabai juga berada dalam kondisi yang sama. Namun, usia tanaman tersebut cenderung lebih bervariasi daripada tanaman melon. Paling tidak, terdapat 189 hektar tanaman cabai dan 219 hektar tanaman melon di kawasan Kecamatan Temon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Ada Pemeliharaan, Cek Jadwal Pemadaman Listrik di Sleman Hari Ini (20/4/2024)
- Ketegangan di Timur Tengah Diperkirakan Berdampak pada Pasar Keuangan Global
- Pertamina Tegaskan Tak Ada Ketergantungan BBM Indonesia dari Timur Tengah
- Jadwal Bioskop XXI Hari Ini (20/4/2024): Banyak Film Keren Tayang di Weekend
Berita Pilihan
Advertisement
Lowongan Kerja: Kementerian PUPR Akan Buka 6.300 Formasi CPNS dan 19.900 PPPK, Ini Rinciannya
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Kapolresta Jogja Klaim Angka Kejahatan Jalanan Dapat Ditekan Selama Libur Lebaran 2024
- Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem
- Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
Advertisement
Advertisement