Advertisement
PAMERAN DI JOGJA : Pameran Batu Mulia Digelar Setelah Tak Lagi "Booming", Perajin Harus Kreatif
Advertisement
Pameran di Jogja digelar berupa pameran batu mulia
Harianjogja.com, JOGJA-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menggelar pameran batu mulia dan asesoris di Jogja City Mall, Kamis-Minggu (13-16/10/2016).
Advertisement
Kegiatan yang diikuti 100 perajin batu mulia asal DIY, Nusa Tenggara Barat, Jakarta, dan Jawa Barat ini bertujuan meningkatkan kembali bisnis batu mulia yang saat ini mengalami kelesuan.
Kepala Disperindag DIY Budi Antono mengatakan, beberapa waktu lalu batu mulia sempat booming dan berhasil mengantarkan batu mulia ke tingkat harga yang fantastis.
Namun saat ini kondisi itu sudah berlalu. Para pecinta batu mulia semakin memudar dan pameran pun semakin berkurang. "Harganya juga merosot. Perajin sedang mengalami kelesuan," katanya seusai acara pembukaan pameran, Kamis.
Saat mengalami kejayaannya, batu mulia atau yang lebih akrab di kalangan masyarakat dengan batu akik ini bisa dijual sampai jutaan rupiah tetapi saat ini merosot tajam hanya di level ratusan ribu rupiah.
Untuk itu, pameran ini diselenggarakan untuk memunculkan kembali minat masyarakat memiliki batu mulia sehingga melalui transaksi bisa meningkatkan nilai jual batu mulia kembali.
Bersambung halaman 2
Menurutnya, dibutuhkan daya kreativitas tinggi dari perajin agar kerajinan batu mulia diminati pasar. Kreativitas tersebut bisa dari sisi warna batu yang digunakan hingga memodifikasi emban khas DIY dengan emban Nusa Tenggara Barat atau daerah lainnya.
Masa kejayaan batu mulia beberapa waktu lalu sempat menyeret masyarakat yang sebelumnya tidak menyukai batu mulia menjadi ikut berbondong-bondong membeli dan mengoleksinya.
Di satu sisi, kondisi ini menguntungkan perajin batu mulia karena permintaan meningkat dan harga ikut terkerek. Namun, kondisi ini membawa dampak buruk bagi perajin batu mulia yang memproduksi barang kelas premium seperti batu permata.
Ronald misalnya, pemilik usaha Kayana Jewelry yang menjual cincin perpaduan batu mulia dan permata ini harus kehilangan omzet besar karena booming batu mulia beberapa waktu lalu.
"Sebelum booming batu mulia, omzet stabil. Waktu booming, omzet ikut naik tapi dikit. Setelah booming, omzet turun 95 persen sampai sekarang karena orang pada trauma dengan batu mulia karena harganya anjlok," ujarnya.
Sebagai penjual produk premium batu permata, ia memasang harga sesuai standar internasiobal batu permata sehingga harganya stabil. Ia menjual mulai jutaan sampai ratusan juta rupiah.
Sementara batu mulia biasa seperti akik harganya anjlok hanya di level ratusan juta rupiah. Meski secara bahan dan kualitas beda, tetapi masyarakat kemudian ikut terpengaruh dan memilih untuk tidak membeli batu permata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Jadwal Bus Damri Hari Ini, Cek Lokasi dan Tarifnya di Jogja
- Top 7 News Harianjogja.com, Jumat 26 April 2024 dari soal Sampah hingga Gugatan ke KPU
Advertisement
Advertisement