Advertisement
PUNGLI BANTUL : Dilaporkan Tarik Uang Syukuran, Ini Penjelasan 3 Pejabat Dikmenof

Advertisement
Pungli Bantul diduga dilakukan pejabat Dikmenof
Harianjogja.com, BANTUL -- Forum Pemantau Independen (Forpi) Kabupaten Bantul memanggil tiga pejabat Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal (Dikmenof) terkait adanya dugaan pungutan liar (pungli). Berdasarkan laporan masyarakat pungutan yang dilakukan oleh tiga pejabat tersebut bermodus uang syukuran turunnya tunjangan sertifikasi.
Advertisement
Divisi Pengaduan Forpi, Abu Sabikis menggatakan pemanggilan tiga pejabat Dikmenof yang terdiri dari Kepala Bidang Pendidikan Non Formal Catur, Retno Widati, Kasi Pendidikan Non Formal dan Informal, Retno Wulandari dan Kasi Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanan-kanan (PAUD dan TK), Hartanto. Pemanggilan ketiganya adalah terkait adanya dugaan pungli terhadap sejumlah guru TK dan PAUD, pungli tersebut dilakukan saat cairnya tunjangan sertifikasi.
Kasi Pendidikan Formal dan Informal Retno Wulandari membantah adanya dugaan pungli yang dituduhkan. Dia mengungkapkan masing-masing personal tidak ada yang menganjurkan untuk memberikan sejumlah uang. Bahkan kata dia malah cenderung melarang jika ada yang berupaya memberikan sejumlah uang kepada setiap pegawai di lingkungan Dikmenof.
Sementara itu Kasi PAUD dan TK Hartanto menyatakan pemberian ampol berisi uang tersebut bukan sebagai pungutan dan tidak ada kewajiban dari para guru. Kalaupun selama ini ada pemberian sejumlah uang kepada mereka, itu merupakan inisiatif dari para guru sebagai bentuk rasa syukur karena telah menerima tunjangan sertifikasi.
“Itu sudah biasa di antara kami kalau ada yang mendapatkan rezeki, kemudian berbagi kepada rekan sejawat untuk syukuran. Terkadang mereka memberikan makanan atau snack untuk dimakan bersama, yang pasti tidak ada kewajiban atau keharusan bagi guru untuk memberikan itu,” ujarnya di depan anggota Forpi Bantul di Sekretariat Forpi komplek Kantor Inspektorat Bantul.
Dia menambahkan memang banyak orang membenci dirinya. Sebab selama ini telah menghilangkan budaya amplop yang ada di lingkungan Dikmenof. Dia juga mengakui bersama dengan Kepala Bidang Pendidikan Non Formal yang sekarang telah memperbaiki sistem perizinan yang selama ini berpotensi digunakan sebagai ajang untuk menarik pungli
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pembangunan Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Sebanyak 135 Lokasi pada 2026
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
Advertisement