Advertisement

EKONOMI KREATIF : Besarkan Online Sampai Rambah Pasar Impor

Senin, 01 Mei 2017 - 02:21 WIB
Mediani Dyah Natalia
EKONOMI KREATIF : Besarkan Online Sampai Rambah Pasar Impor Pemilik INSSOO Natalia Indira 30 dan Adi Prasetya 31 di gudang penyimpanan produk kerajinan (IST)

Advertisement

Ekonomi kreatif mengenai kerajinan pandan

Harianjogja.com, JOGJA -- Sejak pertama kali memutuskan untuk putus kontrak dengan sebuah perusahaan ternama di Jakarta, perempuan muda asal kota Solo, Natalia Indira, 30, yang kala itu menjabat sebagai Head Finance dan Asistant Direksi Utama semakin mengukuhkan niatnya untuk memulai hidup sebagai seorang wirausaha.

Advertisement

INSSOO, brand produk aneka kerajinan pandan yang dirintis Natalia bersama suaminya, Adi Prasetya, 31 telah bergerak ramai di jagad online. Perjalanan panjang yang dimulai pada 2014 lalu tersebut tak sedikit memberikan pengalaman suka maupun duka bagi keduanya. Hingga hampir tiga tahun berjalan akhirnya usaha keras pun sangat menghasilkan. Berbagai produk kerajinan berbahan dasar pandan seperti tas anyaman dan clutch laku keras di pasaran lokal hingga internasional.

Awalnya, Natalia dan Adi melirik pandan sebagai salah satu peluang bisnis yang besar. Dibandingkan agel, enceng gondok, ataupun mendong, harga serat pandan di pasaran relatif terjangkau serta ketersediaan bahan yang melimpah di pesisir selatan jawa menjadi kekuatan untuk terus menyambung usahanya dari waktu ke waktu hingga kini.

satu hal yang menjadi fokus Natalia bersama Adi yakni merambah bisnis online yang dikatakan cukup menggiurkan. Bermodalkan Rp500.000 ia mulai memberanikan diri menjejakkan langkahnya ke dunia usaha meski ditentang keras oleh keluarganya saat itu. Bagi keluarganya saat itu, title pendidikan harus dicapai setingi-tingginya demi memperoleh pekerjaan dan kehidupan yang layak di masa depan. Namun Natali tak menyerah, ia mampu membuktikan bahwa berdagang secara online dapat menghidupinya dan suaminya hingga kini.

Selain tekad yang kuat, Natalia menyertakan kata nekat dalam kamus hidupnya sebagai pengusaha. Rela meninggalkan pekerjaan dengan gaji dua digit di Jakarta bukan hal yang dapat direstui secara mudah oleh keluarganya. Namun, lambat laun Natali berhasil meyakinkan kedua orangtuanya untuk memilih langkah baru dalam kehidupannya.

Setelah menikah dengan Adi, Natalia bergegas pindah ke kota gudeg, Jogja. Kota itu menjadi pilihan pas baginya untuk memulai kegiatan berwirausaha. Di Jogja, berbisnis secara online terus digiatkannya bersama sang suami. Hingga menginjak tahun ketiga usahanya semakin besar dan menelurkan hingga puluhan reseller di seluruh Indonesia.

Bukan perjalanan mudah yang dirasakan Natali bersama sang suami. cibiran demi cibiran yang berdatangan dari kawan maupun orang-orang terdekat seolah hanyut oleh derasnya semangat yang terus ia alirkan dalam hidupnya.

"Saking banyaknya omongan karena saya resign lalu mendirikan bisnis online ini sampai sempat membuat saya berulang kali jatuh sakit," kenang Natalia.

Meski begitu, Natalia tak pernah urungkan niat dan tekadnya untuk terus memperjuangkan cita-citanya bergerak di jagad online. Bersama suami, ia terus berusaha membungkam cibiran orang-orang di sekitarnya dengan kesuksesan sebagai wujud pembuktiannya selama ini.

Awal 2014 lalu dalam satu bulan stok produk INSSOO yang identik dengan pandan dan lapisan kain batik tersebut tak habis dijual walau hanya dalam hitungan belasan. Gaungnya belum dapat didengar di pasaran Jogja apalagi Indonesia. Berkat sistem online yang terus digencarkan lewat sejumlah media seperti instagram, facebook, serta website atau blog membuka harapan baru bagi INSSOO. Minat masyarakat terhadap produk kerajinannya dirasakan semakin menemukan kecocokan. Beragam inovasi dilakukan keduanya agar konsumen tak mengenal kata bosan akan produk tasnya. Tak hanya konsumen lokal namun juga Internasional. Beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Makassar, Palangkaraya, Medan, hingga Fak-fak. Sementara konsumen luar negeri telah sampai di Malaysia, Jepang, Belanda, Amerika.Rewelnya Orderan Luar Negeri

INSSOO yang dilirik konsumen luar negeri pun menjadi semakin terpicu semangat untuk terus memperbaiki kualitas. Perbedaan karakter antara konsumen lokal dan luar negeri semakin terasa ketika permintaan terus datang setiap bulannya.

“Konsumen dari luar itu sangat perfect, terlebih dalam hal kualitas. Ada yang kurang sedikit mereka tidak bisa menerima,” kata dia.

Dengan begitu, sedapat mungkin ia mengerjakan seluruh produk INSSOO dengan kualitas impor yang tinggi. Selain tak ingin merasa dirugikan karena barang yang tak sesuai dengan permintaan, menurutnya menjaga kualitas mutu menjadi pegangan INSSOO dapat bertahan hingga saat ini.

Untuk menjaga pasarnya, ia pun menyematkan sejumlah strategi khusus untuk menarik minat konsumen, terutama konsumen luar negeri. Salah satunya yakni dengan menambah pernak-pernik bernilai seni dan kebudayaan. Batik, sebagai salah satu kain nusantara dijadikan tambahan pada gaya khas produk.

“Betapa orang luar itu sangat menghargai seni dan nilai-nilai tradisi leluhur. Batik dan serat pandan ini bagi mereka adalah harta karun,” kata Adi.

Selain kualitas produk, Natali dan Adi pun memikirkan kemasan yang menarik untuk mengemas produknya tersebut. Hal tersebut tak lewat dari perhatian mereka sebagai upaya memberikan yang terbaik untuk konsumen. Pengiriman pun dilakukan dengan sistem kirim paket atau melalui pos. Kini, dalam satu bulan orderan dari konsumen melalui puluhan reseller di berbagai kota di Indonesia, sedikitnya ada 1.500 hingga 2.500 piece permintaan datang secara individu maupun kolektif. Untuk omzet, dengan penjualan minimal tersebut setiap bulannya dapat mencapai Rp100 juta.

“Kalau pas ramenya biasanya ketika bulan-bulan hajatan seperti puncaknya saat bulan Mei,” ujarnya.Ingin Membuka Offline Shop

Meski pelanggannya berkali menanyakan galeri INSSOO, Natali dan Adi bersikukuh tetap menjalankan bisnis secara online setidaknya dalam beberapa waktu ke depan. Menurut mereka, banyak hal yang mesti dipertimbangkan, salah satunya yakni membagi waktu untuk bertemu dengan konsumen.

“Kamu masih perbanyak belajar untuk memanajemen semuanya dari awal sendiri. Kalau kami sudah menyimpan banyak ilmu tentang bisnis ini, offline shop pasti berdiri,” kata Natali.

Seperti namanya, INSSOO, berasal dari kalimat Inspiration Of Soul. Misi utamanya yakni memberikan inspirasi bagi semua orang terutama anak muda. Ketakutan yang selama ini anak muda dapati, diantaranya lepas kuliah harus memiliki pekerjaan dan gaji tetap.

“Padahal tidak seharusnya seperti itu, bekerja tidak harus di kantor. Ikuti passion yang dimiliki dan semua akan berjalan dengan sangat menyenangkan,” kata Natali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 11:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement