Advertisement
BUMD BANTUL : Pencairan Dana Diakui, 2 Direksi Akan Mengembalikan

Advertisement
BUMD Bantul mengenai aktivitas pencairan dana tanpa persetujuan dewan pengawas
Harianjogja.com, BANTUL -- Perlahan, polemik finansial di lingkungan internal Perusahaan Daerah (PD) Aneka Dharma mulai terkuak.
Advertisement
Dari hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Komisi B DPRD Bantul di kantor perusahaan pelat merah tersebut, Rabu (3/5/2017), diketahui sejumlah fakta cukup mencengangkan. Di antaranya, penggunaan dana penyertaan modal sebesar Rp1 miliar yang dikucurkan pada akhir 2012 silam oleh sejumlah oknum yang termasuk dalam jajaran direksi PD Aneka Dharma sendiri.
Baca Juga : http://www.harianjogja.com/2017/05/03/bumd-bantul-terkuak-dua-direksi-lama-cairkan-dana-tanpa-seizin-pengawas-814356">Terkuak, Dua Direksi Lama Cairkan Dana Tanpa Seizin Pengawas
Direktur PD Aneka Dharma Aditya Hera Nurmoko membenarkan adanya pencairan dana oleh jajaran direksi tersebut. Diakuinya, pencairan itu kini sudah dimasukkan ke dalam piutang perusahaan. Bahkan, ia mengklaim, kedua jajaran direksi itu pun bersedia mengembalikannya.
Dari hasil rapat auditor yang dipresentasikannya ke hadapan Komisi B DPRD Bantul, pihaknya memang menyebutkan adanya pengambilan dana tersebut. Bahkan hasil rapat audit itu pun memrekomendasikan bahwa pengambilan dana itu belum bisa dipertanggungjawabkan.
Selain itu, Aditya menambahkan, ada pula catatan hasil rapat yang menyebutkan adanya penarikan oleh salah satu direksi lama sebesar Rp800 juta. Dana itu diambil dari anggaran penyertaan modal yang diberikan Pemkab Bantul 2012 silam sebesar Rp1 miliar.
Dari total Rp800 juta yang ditarik itu, oleh salah satu direksi itu Rp700 juta di antaranya ditransfer ke rekening BPR Bank Bantul. Sedangkan sisanya disetorkan tunai untuk investasi deposito di bank yang sama.
“Sedangkan transfer dana penyertaan modal itu ada di Bank BPD,” kata Adit, sapaan akrab Aditya.
Sementara saat ditanya kondisi keuangan PD Aneka Dharma sendiri, Adit mengaku kini tengah berada di titik nadir. Sisa dana penyertaaan modal, kini hanya sekitar Rp100 juta saja. Padahal saat dilakukan audit di tahun 2016 lalu, jumlah sisa modal mencapai Rp582 juta.
“Selain untuk membayar berbagai tanggungan piutang, sisa dana penyertaan modal juga dimanfaatkan untuk menutup biaya operasional. Seperti membayar gaji seluruh karyawan. Jadi sekarang jumlahnya hanya tinggal Rp100 jutaan saja,” kata dia, Rabu (3/5/2017).
Dengan kondisi seperti ini, Adit hanya berharap proses Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bisa segera selesai. Dengan tujuan agar salah badan usaha milik daerah yang saat ini fokus menggarap usaha percetakan, alat kebersihan rumah sakit, fotokopi dan mini market ini segera menatap bisnis usaha baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

2 Jam Diperiksa Dewas KPK, Firli Pilih Bungkam di Depan Wartawan
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo, 5 Desember 2023 dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Lokasi Keberangkatan dan Harga Tiket Bus Damri Bandara YIA Kulonprogo
- Jadwal Pemadaman Listrik di Bantul Hari Ini, 5 Desember 2023
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo, 5 Desember 2023
- Jadwal KRL Solo Jogja, 5 Desember 2023 dari Stasiun Palur dan Solo Balapan
Advertisement
Advertisement