Advertisement
Muhammadiyah Bakal Punya Sekolah Sungai di DIY
Advertisement
Muhammadiyah mengembangkan Sekolah Lingkungan
Harianjogja.com, JOGJA — Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah bakal meresmikan Sekolah Sungai di bantaran Kali Code, kampung Jetis Harjo, Jetis, Jogja, Kamis (18/5/2017). Peresmian akan dilakukan Menteri Pendidikan Muhadjir Effendi dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Advertisement
"Sungai adalah tempat air mengalir. Dan air adalah sumber kehidupan. Program ini sejalan dengan pedoman lingkungan hidup Muhammadiyah yang memandang air sebagai hak dasar manusia yang harus dijaga dan dijamin kelestariannya,” kata Ketua Umum Pemerti Code Totok Pratopo, yang juga menjadi Ketua Panitia Pembukaan Sekolah Sungai Muhammadiyah saat berkunjung ke Griya Harian Jogja, Selasa (16/5/2017).
Sekolah sungai adalah model sekolah informal yang menekankan upaya membangun paradigma baru dalam memandang lingkungan tempat tinggal, terutama lingkungan sungai. Sekolah ini menggunakan aula masjid, balai RT RW, ruang terbuka pinggir sungai, pendapa kelurahan bahkan rumah pribadi sebagai ruang-ruang belajar.
Para pematerinya adalah para pegiat sungai dan lingkungan yang selama ini aktif menggeluti bidang pengelolaan air bersih masyarakat, pengelolaan sampah, konservasi air dan sungai, pemberdayaan masyarakat sungai, dan organisasi komunitas sungai.
Adapun untuk sekolah sungai yang didirikan Muhammadiyah ini, kata Totok, mula-mula akan menyasar peserta warga Muhammadiyah di tingkatan terbawah yakni tingkat ranting dan takmir-takmir masjid. “Ke depan bisa dilanjutkan roadshow ke sekolah formal seperti SD, SMP, SMA, bahkan ke perguruan tinggi. Kami sudah memiliki silabus, modelnya pembelajaran ruang dan luar ruang,” kata Totok.
Anggota Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY Harris Syarif Usman menambahkan, ke depan dimungkinkan silabus pendidikan tentang sungai ini akan disinergikan dengan pendidikan formal Muhammadiyah. “Bisa dalam bentuk muatan lokal untuk sekolah-sekolah dan perguruan tinggi [Muhammadiyah],” ujar Ketua Asosiasi Sungai Jogja itu.
Menurutnya, usaha melestarikan sungai menghadapi tantangan semakin berat, terutama di kawasan perkotaan dengan kian bertambahnya populasi penduduk. Padahal pelestarian sungai tidak bisa hanya mengandalkan peran pemerintah semata. Warga yang tinggal di sekitar sungai, baik itu hulu hingga hilir, mesti tersadarkan untuk ikut melestarikan.
Sekolah sungai Muhammadiyah bukan sekolah sungai pertama didirikan. Pada pengujung 2015, di Kali Code juga didirikan Sekolah Sungai yang digagas digagas dan dikelola oleh Komunitas Sungai Code-Boyong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Video Viral Kejadian Unik, Truk Melaju Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung Semarang
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sepekan Pasca Lebaran, Harga Sembako di Pasar Beringharjo Masih Tinggi
- Ribuan Pelanggaran Ketertiban Wisata Maliboro Ditemukan Saat Lebaran, Terbanyak Soal Rokok
- Pedagang Pasar Terban Pindah Ke Selter Sementara
- Kendaraan Keluar Lebih Banyak Dari yang Masuk di Mudik Lebaran, Ini Analisis Dishub DIY
- Kemenag Kota Jogja Kukuhkan 4 Agen Moderasi Beragama
Advertisement
Advertisement