Advertisement
PASAR MODAL : Pengusaha Perempuan pun Perlu Melek Saham

Advertisement
Pasar modal perlu terus disosialisasi
Harianjogja.com, SLEMAN -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY terus berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap keuangan. Kali ini, kegiatan literasi keuangan ditujukan untuk para Perempuan Wirausaha Indonesia (Perwira) DIY.
Advertisement
Kegiatan literasi keuangan dilaksanakan di Hotel Eastparc, Selasa (23/5/2017). Dalam kesempatan itu, OJK mengundang beberapa pimpinan jasa keuangan untuk memberikan sosialisasi terkait kegiatan keuangan yang dilayani, salah satunya Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY.
Kepala Kantor Perwakilan BEI DIY Irfan Noor Riza yang hadir menjadi pemateri menyampaikan, jumlah nasabah BEI di Indonesia masih sangat kecil. Dari total 251 juta penduduk, hanya sekitar 0,2% yang sudah mengakses saham di BEI.
Angka tersebut menurutnya masih sangat minim sehingga perlu sosialisasi yang lebih masif mengingat investasi saham memberikan keuntungan yang besar. Ia mencontohkan, Meutia Hatta pernah diberi kado suaminya Sri Edi Swasono berupa empat lot saham. Saat itu, satu lot berisi 500 lembar yang nilai per lembarnya sekitar Rp23.600. Dengan demikian, harga 1 lot sekitar Rp11,8 juta.
Kemudian pada 2012, Meutia membutuhkan dana untuk mencukupi beberapa kebutuhannya. Setelah diuangkan, 1 lot saham harganya menjadi Rp1,5 miliar.
"Kalau diuangkan pada 2017 ini, paling tidak bisa menerima sekitar Rp2,7 miliar per lot. Ini keuntungan yang luar biasa," katanya dalam sosialisasi Peningkatan Pemahaman Literasi Keuangan kepada Perkumpulan Perempuan Wirausaha Indonesia (Perwira) DIY bertema "Perempuan Berani Membuat Perubahan".
Menurutnya belum banyak masyarakat yang tahu akan keuntungan dan mekanisme investasi saham di BEI. Oleh karena itu, katanya, Pemerintah gencar mengajak masyarakat untuk menabung saham BEI mengingat BEI menjadi bursa teruntung di dunia selama 10 tahun. Keberhasilan tersebut mengalahkan Filipina, Inggris, dan Australia.
Sementara itu, Siwi selaku perwakilan Perwira Kabupaten Bantul mengakui selama ini pihaknya belum banyak mengenal tentang tata cara dalam dunia keuangan, salah satunya perbankan. "Sekarang jadi tahu, ternyata kalau punya masalah dengan bank bisa melapor ke OJK. Selama ini tahunya hanya diselesaikan dengan bank-nya saja," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Penanganan Stunting di Indonesia Diklaim mencapai 18 Persen
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Dishub Jogja Petakan Titik Parkir Liar Jelang Libur Akhir Tahun, Ini Salah Satunya
- Pasar Murah di Alkid, Cabai Rp5 Ribu per Ons Habis Diserbu Warga
- Di Mal Pelayanan Publik Kota Jogja Ada Loket Konsultasi untuk Konsultasi Izin APK Pemilu 2024
- Sepi karena Kurang Akses, Pedagang di Taman Kuliner Terminal Wonosari Berhenti Jualan
- Belasan Gedung Sekolah Direhabilitasi di Jogja, Rerata Rusak Ringan
Advertisement
Advertisement