Advertisement
Industri Jamu Gendong Didorong Menambah Jenis Produk
Advertisement
Pengrajin jamu gendong didorong untuk menambah jenis produksi
Harianjogja.com, BANTUL--Posisi Indonesia yang berada di urutan kedua setelah Brazil sebagai negara dengan potensi tanaman obat terbesar, ternyata masih belum dimanfaatkan dengan baik.
Advertisement
Hal itu terbukti dari masih minimnya para pengusaha jamu tradisional yang secara profesional mengelola distribusi dan pemasaran produknya.
Kebanyakan dari pengusaha masih terpaku pada pemasaran lokal dan kewilayahan saja. Padahal dengan semakin didengungkannya konsep 'Kembali ke Alam', seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menggaet pasar, terutama pasar internasional.
"Salah satu contohnya ya di sini, di Sentra Jamu Gendong Dusun Kiringan," aku Eka Maya Sari SC, salah satu akademisi dari Universitas Pamulang, Tangerang Selatan di sela kegiatannya mengunjungi Sentra Jamu Gendong di Kiringan, Desa Canden, Kecamatan Jetis, Rabu (24/5/2017).
Persoalan pemasaran itu, menurutnya, tak lepas dari kesulitan para pengrajin tradisional mendapatkan izin, terutama dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Padahal, untuk komoditas jamu, izin itu mutlak diperlukan agar produk bisa didistribusikan secara luas. Meski sebenarnya, ia sendiri tak menampik sulitnya mendapatkan izin BPOM itu, terlebih bagi para pengrajin jamu tradisional yang kebanyakan berstatus Industri Rumah Tangga.
Oleh karenanya, ia bermaksud mendorong para pengrajin untuk tidak hanya terpaku pada satu jenis produk saja. Ia berharap pengrajin juga mulai memperbanyak produksi jenis lain. "Misalnya tidak hanya dalam bentuk kau segar saja, tapi juga dalam bentuk instan," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 25 April 2024: Hujan Lebat Sleman dan Gunungkidul
- Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Kamis 25 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Kamis 25 April 2024
- Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Jogja Kamis 25 April 2024
- DIY Peroleh Kuota Transmigrasi untuk 16 KK di 2024
Advertisement
Advertisement