Advertisement

BANGUNAN CAGAR BUDAYA : Jembatan Duwet, Sempat Dirusak pada Masa Agresi Militer Belanda II

Rima Sekarani
Selasa, 19 September 2017 - 04:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
BANGUNAN CAGAR BUDAYA : Jembatan Duwet, Sempat Dirusak pada Masa Agresi Militer Belanda II Sejumlah warga menikmati keindahan pemandangan di sekitar Sungai Progo dari Jembatan Duwet di Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, Kulonprogo, beberapa waktu lalu. Bangunan cagar budaya itu menghubungkan wilayah Kulonprogo dengan Magelang, Jawa Tengah. (Istimewa - Dok.Dinas Kebudayaan Kulonprogo)

Advertisement

Bangunan cagar budaya berupa jembatan duwet

Harianjogja.com, KULONPROGO -- Jembatan Duwet menjadi salah satu bangunan cagar budaya yang masih dijaga kelestariannya di wilayah Kulonprogo. Jembatan gantung yang dibangun pada sekitar tahun 1930 itu kini dimanfaatkan sebagai jalan alternatif menuju Magelang, Jawa Tengah.

Advertisement

Jembatan Duwet terletak di Dusun Duwet, Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang Kulonprogo. Jembatan dengan konstruksi baja ini membentang sepanjang 100 meter dengan lebar 1,5 meter sehingga tidak untuk dilalui kendaraan roda empat. Kendaraan roda dua pun harus melintas bergantian dengan sistem antre.

Sekretaris Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Kulonprogo, Joko Mursito mengatakan, Jembatan Duwet dibangun untuk menghubungkan dua wilayah yang terpisahkan oleh aliran Sungai Progo dan tebing tinggi, yaitu Banjarharjo Kalibawang dengan Ngluwar, Magelang.

"Menurut catatan sejarah, Jembatan Duwet pernah dimanfaatkan Belanda sebagai jalan utama jika inspeksi kebun kopi di sekitar Kalibawang," ungkap Joko, Jumat (15/9/2017).

Jembatan Duwet pernah dirusak pada masa Agresi Militer Belanda II. Hal itu dilakukan oleh para pejuang untuk menghambat perjalanan pasukan Belanda. Jembatan itu kemudian direkonstruksi pada tahun 1959 di masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Peresmiannya ditandai dengan prasasti bertuliskan "BANGUNAN DJEMBATAN DUWET 25 Juni 2960".

Joko mengungkapkan, Jembatan Duwet ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 2008. Pemkab Kulonprogo kemudian melaksanakan program rehabilitasi fisik pada 2015 lalu. Upaya tersebut meliputi penggantian beberapa besi jembatan, pengecatan jembatan, penggantian lantai kayu, serta pemasangan tambatan angin sebagai pengaman.

"Rehabilitasi dilakukan dengan alokasi dana keistimewaan sebesar Rp2,3 miliar," kata Joko.

Sebelumnya, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan, Jembatan Duwet bisa menjadi jalan pintas bagi masyarakat Kulonprogo yang ingin berkunjung ke Borobudur. Namun, bangunan cagar budaya itu sendiri juga layak dijadikan tujuan wisata. "Jembatan Duwet bisa menjadi destinasi wisata baru di Kulonprogo, khususnya wisata sejarah," ujar Hasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement