Advertisement

Hasil Pembuangan Lindi TPST Donokerto Dipastikan Aman

Andreas Yuda Pramono
Jum'at, 22 Agustus 2025 - 22:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Hasil Pembuangan Lindi TPST Donokerto Dipastikan Aman Tampak hasil pengolahan sampah anorganik berupa refuse-derived fuel (RDF) di hanggar TPST Donokerto, Kapanewon Turi, Sleman, Jumat (22/8/2025). Harian Jogja - Andreas Yuda Pramono

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Donokerto di Kapanewon Turi, Sleman beroperasi untuk mengolah sampah organik dan anorganik. Limbah hasil pengolahan sampah organik berupa lindi dipastikan dikelola dengan baik dan aman sebelum dibuang ke lingkungan.

Wakil Koordinator TPST Donokerto, Johan Nur Rosyid, mengatakan ada manpower TPST yang bertugas khusus mengelola dan mengolah lindi di IPAL. Kolam penampung lindi saat ini belum terisi penuh lantaran volume sampah masuk tergolong sedikit. Ada uji laboratorium sebelum lindi itu dibuang.

Advertisement

BACA JUGA: Jumlah Pengangguran di Jogja Terbanyak dari SMK, Ini Respons Disdikpora DIY

“Tapi di tampungan air lindi ada bahan kimia yang kami tuangkan untuk membuat steril. Ada tahapannya. Tampungan pertama diberi bahan kimia,” kata Johan ditemui di TPST Donokerto, Jumat (22/8/2025).

Baru ada dua dari tiga modul yang beroperasi. Ada keterbatasan tenaga kerja/ manpower. Sekarang ada 61 manpower dengan satu koordinator dan dua leader. Sisanya mengoperasikan mesin, bak penampung lindi, hingga petugas administrasi.

Johan menambahkan TPST beroperasi enam hari penuh dari pagi hingga sekitar pukul 12.00 WIB. Sepekan ini volume sampah masuk per hari sekitar 6 ton atau 36 ton dalam sepekan. Sampah anorganik masuk akan dipress menggunakan mesin hidrolik dengan hasil akhir efuse-derived fuel (RDF).

“Baru ada dua truk dump dari DLH Sleman dan satu pick up sampah dari BUMDes Donokerto yang masuk ke TPST. Jam operasional juga akan kami perpanjang kalau sampah masuk semakin banyak,” katanya.

Johan menerangkan RDF akan dikirim ke TPST Minggir sebagai tempat transit sebelum dikirim ke Kabupaten Cilacap.

Lurah Donokerto, R. Waluyo Jati, mengatakan perkembangan kawasan permukiman di Kalurahan Donokerto menimbulkan persoalan sampah. Lahan pekarangan mulai hilang digantikan bangunan. Padahal, lahan ini menjadi salah satu cara warga mengelola sampah dengan menimbun.

Dia mengaku warga Donokerto kebingungan membuang sampah setelah mereka memilah sampah. Sebab itu, katanya perlu ada insinerator yang dapat menjadi solusi sampah organik.

“Harapan Kalurahan Donokerto dan warga adalah sampah di warga kami dapat teratasi soalnya kami sudah memberi izin pendirian TPST di wilayah kami,” kata Jati.

Jati menegaskan pengelolaan sampah tidak boleh berorientasi pada bisnis. Dia mengharapkan jangan hanya sampah anorganik yang diprioritaskan untuk diolah menjadi RDF. Sampah organik perlu mendapat perhatian yang sama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

FBI Gerebek Rumah Mantan Penasihat Trump

FBI Gerebek Rumah Mantan Penasihat Trump

News
| Jum'at, 22 Agustus 2025, 23:07 WIB

Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Wisata
| Rabu, 20 Agustus 2025, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement