Advertisement
MASALAH LINGKUNGAN : Disebut Lakukan Privatisasi Air, Ini Pengelola Restoran di Kali Kuning

Advertisement
Masalah lingkungan kali ini berupa dugaan privatisasi mata air.
Harianjogja.com, SLEMAN--Jiwangga Resto yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan diduga melakukan privatisasi mata air yang berada di samping aliran Kali Kuning. Namun, hal ini telah dibantah oleh pengelola.
Advertisement
Baca Juga : http://m.harianjogja.com/2017/09/30/masalah-lingkungan-restoran-diduga-melakukan-privatisasi-air-855629">MASALAH LINGKUNGAN : Restoran Diduga Melakukan Privatisasi air
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Purwanto belum mengetahui ihwal dugaan tersebut. Meski demikian, ia berkomentar jika privatisasi air benar dilakukan, maka hal tersebut tidak bisa dibenarkan.
“Enggak bisa itu. mereka harusnya membuat sumur tersendiri, kalau perlu sumur bawah tanah untuk lebih amannya karena menggunakan cekungan air tanah dalam. Kedalaman berapa, itu orang teknik geologi yang ngerti. Suruh mereka membuat sumur bor saja [daripada melakukan privatisasi mata air],” kata dia, Jumat (29/9/2017)
Dikonfirmasi secara terpisah, Pengelola Jiwangga Resto, Dayu Handoko membantah tuduhan privatisasi air. Ia menyebut, itu bukanlah mata air tapi limbah yang berasal dari irigasi sekitar.
“Ada saluran irigasi sekitar setengah meter dan bocor ke tanah saya karena itu saya tembok supaya indah. Kami buatkan pendopo dan jembatan,” jelasnya.
Pemikiran kubangan air tersebut sebagai mata air, katanya, mungkin disebabkan karena saat hujan, kubangan akan penuh dan merembes ke sungai sehingga terlihat seperti mata air. “Padahal bukan dan airnya juga kotor,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Kekurangan Siswa, SMP Ma'arif Yani Kulonprogo Resmi Ditutup, Siswanya Diminta Pindah Sekolah
- SPMB 2025, Jalur Afirmasi Tambahan Sudah Terpenuhi, Sejumlah SMA/SMK di DIY Masih Kekurangan Siswa
- Harganas Harus Mengusung Semangat Inklusif dan Kolaboratif
- Tol Jogja-Kulonprogo, 1.187 Bidang Tanah Dibebaskan, Uang Ganti Kerugian Tembus Rp1,3 Triliun
- Penjelasan BMKG Soal Udara Dingin "Bediding" di Jogja
Advertisement
Advertisement